21 Tahun Jadi Buaya Peliharaan Iwan, Kojeg Alami Obesitas

Luhung SaptoLuhung Sapto - Senin, 05 Februari 2018
21 Tahun Jadi Buaya Peliharaan Iwan, Kojeg Alami Obesitas

(ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Buaya muara bernama Kojeg mengalami obesitas alias kegemukan. Alhasil, buaya seberat 200 kilogram dengan panjang 2,7 meter ini jadi malas bergerak.

"Kojeg tergolong obesitas, selama karantina kita akan memberikan menu makan sesuai SOP di pusat rehabilitasi," kata Khedi, petugas Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Minggu (4/2) seperti dilansir Antara.

Obesitas tidak baik untuk satwa, menurut Khedi, karena dapat mempengaruhi sistem metabolisme yang dapat berdampak fatal bagi kesehatannya.

"Seharusnya satwa ini aktif bergerak, tapi karena obesitas malas bergerak, ini dapat mempengaruhi sistem metabolismenya," katanya.

Selama dikarantina, Kojeg akan mendapatkan menu makan diet untuk menormalkan berat tubuhnya. Dan bisa lincah bergerak. Selain itu, menumbuhkan kembali sifat alamiahnya sebagai predator agar bisa bertahan di alam liar.

"Butuh waktu satu sampai dua bulan untuk karaktina, tergantung dengan stawanya juga. Yang perlu kita kembalikan sifat alaminya," jelas Khedi.

Selama masa karantina Kojeg ditempatkan di kandang khusus terpisah satwa lain sesama habitatnya.

"Karena satwa ini baru menempati tempat baru jadi perlu adaptasi, karantina diperlukan untuk penyesuaian," kata Khedi.

Kojeg dipelihara Muhammad Irwan warga Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat selama 21 tahun. Kojeg diperlakukan seperti anak sendiri. Ia diberi makan seminggu dua kali setiap hari Sabtu dan Minggu. Untuk sekali makan ia menghabiskan dua kilogram ikan emas warna hitam.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah I Jawa Barat mengevakuasi Kojeg.

"Saya sudah dekat sekali dengan buaya ini, dari sebesar tokek, sampai sebesar ini," katanya.

Buaya tersebut ia beli dari anak-anak yang mau memotong buaya tersebut seharga Rp 30 ribu.

"Dari pada dipotong, mending saya pelihara, sampai segede ini," kata Irwan.

Irwan tampak ikhlas hewan peliharaannya dibawa untuk dirawat oleh Taman Safari sebagai Lembaga Konservasi yang dipilihnya untuk merawat.

"Karena Kojeg sudah jinak sekali, sudah berinteraksi dengan semua orang. Kalau dilepasliarkan takut tidak bertahan hidup," kata Iwan. (*)

#Buaya
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Warga Panik, Buaya Sungai Cerucuk 3,3 Meter Nyasar Masuk Pemandian Umum
?"Buaya tersebut diduga berasal dari aliran Sungai Cerucuk karena lokasi pemandian warga tersebut juga merupakan aliran sungai Cerucuk."
Wisnu Cipto - Kamis, 10 Juli 2025
Warga Panik, Buaya Sungai Cerucuk 3,3 Meter Nyasar Masuk Pemandian Umum
Indonesia
Bakal Ada Satgas Baru, Namanya Penanganan Buaya Liar
BPBD akan menjadi leading sektor satgas penanganan buaya dengan melibatkan berbagai institusi lain.
Wisnu Cipto - Rabu, 25 Juni 2025
Bakal Ada Satgas Baru, Namanya Penanganan Buaya Liar
Indonesia
Lanting Berdarah: Detik-Detik Samsul Selamat dari Terkaman Buaya Saat Bersuci di Sungai
Warga yang mendengar teriakan itu segera datang membantu
Angga Yudha Pratama - Minggu, 04 Mei 2025
Lanting Berdarah: Detik-Detik Samsul Selamat dari Terkaman Buaya Saat Bersuci di Sungai
Fun
Film Indonesia 'Air Mata Buaya' Tayang di Festival Film Toronto
Film ini merupakan debut sutradara Indonesia Tumpal Tampubolon, yang mengisahkan Johan dan ibunya yang hidup terisolasi di peternakan buaya.
Wisnu Cipto - Minggu, 08 September 2024
Film Indonesia 'Air Mata Buaya' Tayang di Festival Film Toronto
Indonesia
Buaya Endemik Bengawan Solo Muncul Lagi
Buaya tersebut berada di tepi Bengawan Solo, tepatnya di belakang kandang kambing warga.
Wisnu Cipto - Kamis, 14 Maret 2024
Buaya Endemik Bengawan Solo Muncul Lagi
Indonesia
Migrasi Buaya Australia ke Perairan NTT Picu Konflik dengan Manusia
Akhirnya Pemerintah Australia membantu pemerintah daerah di NTT mengevakuasi buaya yang datang.
Wisnu Cipto - Rabu, 28 Februari 2024
Migrasi Buaya Australia ke Perairan NTT Picu Konflik dengan Manusia
Indonesia
40 Warga Babel Tewas Diserang Buaya
Hasil penelitian Garda Animilia Universitas Muhammadiyah Kepulauan Babel dalam lima tahun terakhir tercatat 154 kasus konflik antara buaya dan manusia
Wisnu Cipto - Rabu, 28 Februari 2024
40 Warga Babel Tewas Diserang Buaya
Bagikan