Zulhas Bertemu Jokowi, PAN Isyaratkan Tinggalkan Prabowo-Sandi?

Jumat, 26 April 2019 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Pertemuan tersebut diklaim hanya membicarakan masalah kebangsaan.

Pengamat poltik Ray Rangkuti menilai, pertemuan tersebut juga sebagai isyarat bahwa PAN tetap menjaga hubungan baik dengan Jokowi.

Ray Rangkuti (tengah), Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia. (Foto: Facebook/Ray Rangkuti)
Ray Rangkuti (tengah), Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia. (Foto: Facebook/Ray Rangkuti)

"Tentu dalam kapasitas beliau sebagai presiden sampai Oktober nanti. Sekalipun dalam pemilu kemarin PAN tidak menjadi bagian dari koalisi Jokowi, tapi silaturrahmi politik seperti ini harus tetap dilakukan guna lebih mendinginkan suasana," kata Ray kepada Merahputih.com di Jakarta, Jumat (26/4).

Direktur Lingkar Madani Indonesia ini menduga, PAN juga tidak ingin terlihat terlibat serta dalam arus isu people power yang disebabkan adanya dugaan kecurangan pemilu. Bagi PAN, persaingan pemilu telah selesai pada tanggal 17 April yang lalu.

"Saatnya kembali berangkulan sebagai anak bangsa. Soal hasil diserahkan kepada KPU untuk dihitung dengan seksama. Tentu saja tanpa menafikan akan kemungkinan terjadinya kecurangan di sana sini," jelas Ray.

Apa implikasi dari pertemuan ini? Ray menduga, keluar koalisi Adil dan Makmur, pertemuan ini menyejukkan. Sekalipun ada pernyataan yang menyebut kemungkinan PAN akan gabung ke koalisi Jokowi, rasanya hal itu masih jauh dari penjajakan.

"Ke dalam, tentu akan berdampak pada semangat untuk menggugat hasil pemilu. Akan sulit bagi BPN melakukan gugatan hasil pemilu jika salah satu partai dalam koalisi justru memberi isyarat bahwa pemilu tidak memiliki persoalan besar," jelas Ray.

Zulkifli Hasan dan Sandiaga Uno di Solo. Foto: @ZUL_Hasan

Kampanye pemilu curang yang dikampanyekan dalam beberapa pekan ini, lanjut Ray, seperti kehilangan gregetnya manakala salah satu partai justru mulai memperlihatkan sikap menerima prosesnya.

"Saat yang sama, PKS juga terlihat tidak terlalu menonjol dalam hal menggugat hasil pemilu. Lalu dengan perkembangan situasi ini, nasib people power nampaknya akan berat terjadi. Sebab, bagaimanapun no people no power," pungkas Ray. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan