WNI Kombatan ISIS Ditolak, Pasutri Asal Solo Minta Pemerintah Pulangkan Anaknya dari Suriah
Minggu, 09 Februari 2020 -
MerahPutih.Com - Pasangan suami istri (pasutri) Warjiyem (50) dan Paidin (53) terus memikirkan kondisi anak sulungnya, Danik Fajarwati (30) yang saat ini berada di kamp pengungsian di Hasakah, Suriah.
Ditemui merahputih.com di rumahnya Kampung Pringgolayan RT 01 /RW 10, Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (9/2), Warjiyem berkisah pada 2014 silam anak sulungnya, Fajarwati dan suaminya Zainur, tiba-tiba menghilang begitu saja. Peristiwa itu terjadi pada awal 2014.
Baca Juga:
Ganjar: Saya Tolak WNI Eks ISIS Kembali dan Tak Takut Dianggap Melanggar HAM
Ia pun mencoba menanyakan kerabat dan teman-teman, Fajarwati. Namun, semuanya hasilnya nihil. Sebulan kemudian, keluarga mendapat kabar kalau anaknya itu pergi ke Suriah bergabung dengan ISIS.
"Saya kaget kok sampai bisa ke Suriah dengan mudah. Sekitar tiga tahun kemudian, dia (Fajarwati) memberi kabar sudah punya dua anak, Yanky (3,5) dan Usaid (2), semuanya cowok," ujar Warjiyem.

Beberapa kali mencoba menghubungi anaknya di Suriah, Warjiyem mengaku kesulitan. Sampai akhirnya keluarga mengira anak dan menantunya yang bergabung dengan ISIS meninggal dunia.
Pesan singkat yang terakhir dikirim datang sebulan lalu melalui pesan suara di aplikasi WhatsApp. Dalam pesan itu, kata dia, putrinya itu berkirim kabar kalau situasi di Suriah makin buruk dan meminta tolong agar keluarga di Solo bisa mengupayakan kepulangannya dengan anak-anak dari Suriah.
"Ini sudah kedua kalinya dia (Fajarwati) minta tolong agar dipulangkan dari Suriah," kata dia.
Kabar terbaru pasca hancurnya ISIS di Suriah, lanjut dia, para istri dan anak-anak orang yang tergabung ISIS di Suriah dalam kondisi terlunta-lunta. Di kamp pengungsian Al Hol Camp di Hasakah, Suriah, hidup penghuni di dalamnya seperti sebuah tawanan perang yang gerak-geriknya selalu diawasi.
"Ya ibarat makan tak kenyang tidur pun tidak nyenyak. Para penghuni kamp pengungsian ada di bawah tekanan mirip sorang tawanan perang," cetusnya.
Baca Juga:
Pemulangan Eks WNI Kombatan ISIS Sangat Berbahaya, Keamanan Harus di Atas Kemanusiaan
Ia pun meminta belas kasihan kepada pemerintah agar nemulangkan anak dan kedua cucunya ke Solo. Apa yang dilakukan putri sulungnya itu bagian dari korban doktrin radikalisme.
"Anak saya bukan teroris. Hanya menjadi korban saja dan masih ingin tinggal di Indonesia. saya cuma bisa pasrah dan berdoa bisa anak saya selamat," pungkas Warjiyem.(*)
Baca Juga:
Sudah Bakar Paspor, Ratusan Anggota ISIS Tak Pantas Dipulangkan ke Indonesia