Wiranto Sesali Kesalahan Kolektif Reformasi

Senin, 21 Desember 2015 - Noer Ardiansjah

MerahPutih Politik - Ketua Umum partai Hanura Wiranto merefleksikan penggalan dari sejarah kebangsaan Indonesia. Menurutnya, pada akhir abad ke-20, bangsa indonesia sepakat untuk melakukan reformasi nasional.

"Kita menyadari bahwa reformasi adalah keniscayaan, seperti gelombang samudera yang tak mungkin dihentikan. Sesuatu yang harus dilakukan agar kita mampu mengimbangi gerakan pembaruan yang terjadi di seluruh dunia," jelasnya saat peringatan HUT Hanura ke-9, di Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (21/12).

Wiranto menambahkan, reformasi adalah harapan karena di dalamnya terkandung mimpi rakyat tentang Indonesia yang sangat indah, demoktratis dengan memuliakan hak-hak individu. Reformasi adalah perubahan guna mengganti bagian-bagian yang telah usang dan tidak lagi sesuai dengan perubahan zaman.

"Reformasi adalah kemajuan yang akan membawa Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju, negara yang lebih terhormat dan disegani dalam pergaulan bangsa-bangsa. Namun dalam kenyataannya, ternyata jauh panggang dari api, apa yang terjadi sangat jauh berbeda dengan apa yang dikehendaki dan diharapkan oleh bangsa Indonesia. Setelah kurang lebih 17 tahun reformasi berjalan, bangsa Indonesia justru terjebak dalam jalan yang berliku dan tidak mendekatkan kita pada tujuan reformasi," jelasnya.

Mantan Panglima ABRI pada era Soeharto ini mengungkapkan, bangsa ini bagaikan musafir yang telah kehilangan arah kompas yang menuntun menuju tujuan. Bangsa Indonesia telah semakin jauh dari target-terget reformasi yang menjanjikan banyak hal. Pada situasi seperti yang telah dilakukan bukan melakukan evaluasi untuk mengoreksi kembali road map, perjalan reformasi, namun justru sibuk saling salah menyalahkan saling mencurigai, ada juga yang menyesali reformasi yang disepakatinya bahkan tidak sedikit masyarakat yang merindukan keadaan masa lalu sebelum reformasi bergulir.

"Kalau kita lebih jujur untuk melihat realitas maka kita akan tahu bahwa sebenarnya reformasi adalah kesepakatan kolektif bangsa, kalau reformasi itu menghasilkan kondisi seperti ini, maka itu adalah kesalahan kolektif," urainya. (aka)


BACA JUGA:

  1. Pembangunan Gedung DPP Tandai HUT Hanura ke-9
  2. Wiranto Beri Lima Amanat pada HUT Hanura ke-9
  3. Anggota MKD Fraksi Hanura: Kita Buka Saja Rekamannya
  4. Wiranto Instruksikan Sekjen Hanura Bentuk Tim Investigasi
  5. Hanura Desak Dewie Yasin Limpo Mengundurkan Diri

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan