Warga Biasa Menyebut Bunga Amarilis Si Perusak Tanah
Senin, 30 November 2015 -
MerahPutih Peristiwa - Pemilik kebun bunga amarilis Taman Puspa Pathuk Sukadi menjelaskan telah menanam bunga yang mekar satu tahun sekali itu sejak tahun 2002. Berawal dari kecintaannya terhadap bunga hias, ia menanam di lahan pribadi.
"Tanaman ini sebenarnya bukan tanaman hias. Semacam gulma itu lho yang ngerusak tanah. Tapi saya lihat kok bunganya bagus. Akhirnya saya pun berinisiatif untuk menanam sedikit demi sedikit dibantu istri," papar Sukadi saat ditemui merahputih.com, di Taman Bunga Puspa Pathuk, Pathuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Senin (30/11).
Bapak rumah tangga yang sehari-hari berjualan mainan di Pasar Piyungan ini menjelaskan, dirinya selalu menyisihkan penghasilan setiap hari untuk membeli bibit bunga amarilis atau yang dikenal dalam bahasa Jawa brambang procot. Kini, bunga amarilis memenuhi lahan seluas dua ribu meter persegi miliknya.
"Tahun lalu saya mendapatkan bantuan bibit dua ton dari Pak Camat. Ke depan, kecamatan akan membantu menambah lahan penyemaian seluas seribu meter persegi," jelasnya.
Taman Bunga Puspa Indah terletak di Padukuhan Ngasemayu, Desa Salam, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunung Kidul. Sejak booming seminggu lalu, pengunjung berdatangan setiap hari untuk mengabadikan keindahan kebun bunga amarilis yang hanya mekar di bulan Desember ini. Kebun bunga amarilis Sukadi semakin dikenal masyarakat ketika netizen melalui media sosial mengecam anak-anak muda yang berswafoto atau ber-selfie ria di antara bunga-bunga amarilis hingga berantakan. (fre)
BACA JUGA: