Ukiran Bunga Teratai Hiasi Kubah Masjid Jami Kali Pasir Banten

Minggu, 21 Juni 2015 - Bahaudin Marcopolo

MerahPutih Megapolitan - Masjid Jami Kali Pasir yang terletak di kawasan Tangerang, Banten adalah bukti sejarah dari akulturasi budaya etnis Tionghoa dengan kearifan budaya lokal.

Masjid yang berada di wilayah Kampung Kali PasirKelurahan Sukasari, Kota Tangerang ini  juga berdekatan dengan Sungai Cisadane yang dahulu kala menjadi jantung transportasi dengan menggunakan perahu. Masjid seluas 16X18 Meter tersebut dibangun pada tahun 1700 oleh Tumenggung Pamit Jaya, seorang aristokrat Kesultanan Cirebon yang diutus menyiarkan agama Islam di tanah Banten.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Jami Kali Pasir,  H Achmad Syairodji kepada MerahPutih.com menjelaskan bahwa bauran budaya dalam Masjid Jami Kali Pasir nampak terlihat jelas dari corak masjid yang berwarna hijau dan kuning.

Balutan warna hijau dan kuning mendominasi masjid bersejarah itu. Mulai dari atap masjid kemudian dinding hingga menara mercusuar yang berguna bagi muazin untuk melakukan azan pada saat panggilan salat tiba.

"Bahkan kubah masjid diukir dengan ukiran bunga teratai  yang sangat identik dengan budaya Tionghoa," katanya sambil menunjuk kubah masjid yang menjulang tinggi ke angkasa, Sabtu (21/6).

Pria yang sehari-hari mengenakan baju koko berwarna putih dengan songkok bercorak hitam melanjutkan, manara masjid sangat mirip dengan pagoda yang merupakan ciri khas budaya etnis Tionghoa. Pagoda tersebut bercorak hijau dan puting dengan atap berwarna kuning.

"Dahulu masjid itu dibangun dengan gotong royong bersama dengan warga sekitar dan keturunan Tionghoa," katanya sambil duduk bersila di tepian sudut masjid.

Ia melanjutkan dibelakang masjid juga terdapat makam. Makam tersebut adalah keturunan dari Tumenggung Pamit Jaya yang merupakan peletak dasar dari berdirinya masjid Jami di tepian sungai Cisadane.

"Kalau mau bulan puasa ada keturunan yang berziarah ke sini," celoteh Achmad Syairodji.

Masih kata Syairodji pada saat Ramadan tiba, Masjid Jami Kalipasir juga melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, mulai dari salat tarawih, tadarrus membaca kitab suci Alquran dan kegiatan lain yang bernuansa religius.

"Makanya masjid ini sangat tua dan jadi saksi sejarah," tandas pria yang mengaku sudah tinggal di sana sejak tahun 1950. (bhd/fyn)

BACA JUGA: 

Masjid Jami Kalipasir, Bukti Syiar Islam Cirebon ke Banten 

Masjid Jami Kalipasir, Masjid Bercorak Tionghoa 

Dude Harlino Pernah Jadi Khatib di Masjid LauTze 

Masjid Sunda Kelapa Kontrak Imam Rp35 Juta dari Madinah 

Dipagari Kawat Berduri, Masjid Al-Futuwwah Seperti Gaza di Jakarta

 

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan