Turunkan Suhu Perdebatan yang Memanas dengan Cara Ini
Selasa, 02 Februari 2021 -
TERKADANG percakapan bisa lepas kendali. Emosi meninggi, kata-kata menyakitkan keluar, kesalahan masa lalu diungkap kembali. Kamu dapat masuk dalam percakapan dengan niat baik dan berakhir dalam konflik yang merusak.
Namun, tidak ada kata terlambat untuk membalikkan konflik. Konflik adalah aspek dari setiap hubungan maupun organisasi yang sehat. Ini tidak dapat dihindari, tetapi bila dilakukan dengan benar, dapat mengarah pada pertumbuhan. Tanpa konflik, perubahan tidak mungkin terjadi.
Baca juga:
Bertengkar Setiap Hari? Cari Akar Permasalahan Hubungan Percintaanmu
Jika kamu menemukan diri dalam pertengkaran sengit, ingatlah enam cara ini. Langkah-langkah ini dirancang untuk membantumu meredakan situasi dan kembali ke jalur yang benar.
1. Atur emosi diri

Pastikan kamu mendekati orang lain dengan cara yang tenang. Luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri, tarik napas dalam-dalam, katakan pada diri sendiri bahwa kamu bisa melakukan ini, lalu berinteraksilah. Jangan terjebak dalam eskalasi dan merespons saat panas atau terjebak dalam intensitas debat kusir.
2. Akui perasaan orang lain

Jangan fokus pada apakah orang lain itu benar atau salah. Dengarkan saja dan akui perasaan mereka. Validasi apa yang mereka katakan sehingga mereka merasa didengar dan dipahami.
3. Jangan mencoba untuk memperbaiki situasi atau pemecahan masalah

Ketika orang mengalami eskalasi, mereka secara kognitif tidak dapat berpikir kritis. Jika kamu beralih ke mode pemecah masalah, ini tidak akan berguna untuk situasi tersebut dan hanya memperburuk suasana.
Baca juga:
Seringkali 'Break' Menjadi Pilihan Terbaik dalam Sebuah Hubungan
4. Tetap hadir

Jangan menjauhkan dirimu dari situasi tersebut kecuali diperlukan. Menjauh dapat membuat orang lain merasa diabaikan atau tidak dihormati. Ini dapat meningkatkan eskalasi.
Pergi hanya jika kamu dalam bahaya fisik dan punya memiliki strategi keluar yang jelas. Jika tidak, tetaplah hadir, biarkan orang lain tahu kamu ada untuknya, atur emosi, dan akui perasaannya.
5. Contohkan pengaturan emosi dan pengendalian diri yang tepat

Ketika orang yang mengalami eskalasi emosi melihatmu berperilaku dengan tenang dan penuh kasih, itu akan memengaruhi mereka untuk melakukan hal yang sama. Orang yang sedang naik emosinya akan mengikuti arahanmu.
6. Setelah eskalasi berkurang, alihkan dan selesaikan masalah

Pengalihan atau pemecahan masalah mungkin melibatkan identifikasi apa yang mengarah ke titik eskalasi, mengklarifikasi miskomunikasi atau niat yang disalahpahami, mencari solusi dengan mengemukakan pendapat, mempertimbangkan pro dan kontra, membuat rencana tindakan untuk memperbaiki masalah, lalu mengambil tindakan.
Baca juga:
Idealnya, enam strategi di atas tidak diperlukan semua karena kamu dan lawan bicara dapat berkomunikasi dengan cara saling menghormati dan menghilangkan kemungkinan terjadinya eskalasi.
Namun, manusia jauh dari sempurna, terlebih lagi dalam komunikasi. Oleh karena itu, selalu memiliki cara untuk menurunkan ketegangan adalah langkah terbaik. Kamu akan selalu membutuhkannya. (aru)