Trudeau Siap Balas Tarif Trump, Kanada dan AS Sama-sama Butuh Baja
Selasa, 11 Februari 2025 -
MerahPutih.com - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menegaskan bahwa negaranya akan memberikan respons "tegas dan jelas" terhadap kebijakan tarif impor terbaru yang direncanakan Presiden AS Donald Trump.
Trump berencana mengenakan tarif 25 persen pada semua produk baja dan aluminium yang masuk ke AS mulai 12 Maret—sebuah langkah yang langsung berdampak pada Kanada, eksportir terbesar kedua logam tersebut ke Amerika Serikat.
Sejak kembali menjabat bulan lalu, Trump telah mengumumkan berbagai kebijakan tarif untuk melindungi industri dan lapangan kerja dalam negeri. Namun, para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan ini justru bisa menaikkan harga bagi warga AS sendiri.
Trudeau menyebut tarif baru ini "sepenuhnya tidak berdasar", dan menyoroti bahwa Kanada kini menghadapi perseteruan dagang kedua dalam hitungan minggu dengan Washington. "Kami adalah sekutu terdekat AS," katanya, seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/2).
Baca juga:
Balas Kebijakan Tarif Donald Trump, Kanada Kenakan Bea pada Produk AS
Sejumlah negara eksportir logam kini berpacu mencari kesepakatan untuk menghindari dampak dari tarif ini. Kanada sendiri setiap tahun mengekspor 6 juta ton produk baja dan lebih dari 3 juta ton aluminium ke AS—lebih banyak dari negara mana pun.
Menteri Perindustrian Kanada François-Philippe Champagne berpendapat bahwa ekspor logam Kanada justru membuat Amerika Utara lebih kompetitif dan aman.
Para pemimpin provinsi juga mengecam kebijakan Trump. François Legault, Premier Quebec, menekankan bahwa provinsinya mengirim jutaan ton aluminium ke AS setiap tahun dan mempertanyakan apakah Trump lebih memilih mengimpor dari rivalnya, China.
Sementara itu, Pierre Poilievre, pemimpin oposisi federal Kanada, berjanji akan memberlakukan tarif balasan terhadap AS jika terpilih sebagai perdana menteri.
Baca juga:
Dampak kebijakan ini juga menjadi perhatian industri. Catherine Cobden, kepala Asosiasi Produsen Baja Kanada, mengingatkan bahwa langkah serupa yang diambil Trump dalam masa jabatan pertamanya telah merugikan industri di kedua negara.
"Kami butuh baja mereka, dan mereka butuh baja kami… kita saling membutuhkan," ujarnya kepada CBC. (ikh)