Tren Ikoy, Fenomena Jagoan Baru Saat PPKM
Selasa, 10 Agustus 2021 -
“Ikoy, tolong transfer 5 juta buat bantu lahiran kakak ini ya.” Istilah Ikoy belakangan memenuhi laman instagram story hingga feedsnya. Apa sebenarnya maksud dari Ikoy itu?
Sebenarnya tren ikoy ini dicetuskan salah satu influencer, Arief Muhammad. Ikoy, istilah Give Away diambil dari nama panggilan asisten pribadinya, Muhammad Rizqi Fadhilah, atau biasa disapa Ikoy.
Baca juga:
Menyemai Kebaikan Mengajak Orang Terdekat Membantu Masyarakat Terdampak Pandemi
Arief menggunakan cara tersebut untuk berbagi kepada pengikutnya di instagramnya. Caranya, pengikutnya tinggal mengunggah kebutuhan bantuan sehari-hari selama PPKM. Arief akan menyeleksi, dan setelah diterima, maka asistennya bernama Ikoy akan mengatur pemberian donasi.
Donasi diberikan berbeda-beda, mulai dari uang, barang, makanan, dan lain sebagainya. Arief juga menggandeng pelaku bisnis kuliner di ajang tersebut. Ia meminta pengkutnya menjawab soal dan jika benar akan beroleh hadiah dari pelaku bisnis tersebut.
PPKM Level 4 tentu semakin membuat pelaku UMKM harus mengencangkan ikat pinggang. Banyak UMKM harus melakukan PHK beberapa karyawan atau mengurangi gaji, bahkan tak sedikit gulung tikar. Kondisi tersebut juga tak kalah hebat menimpa masyarakat rentan secara ekonomi.
Mereka dalam kesehariannya menjual makanan dengan gerobak dorong atau bahkan bekerja sebagai ojol harus bekerja ekstra keras.
Alhasil, segala bentuk tolong-menolong di masa PPKM termasuk donasi dengan tujuan membantu masyarakat terdampak akan sangat baik. Bagitu pula Ikoy.
Ikoy akhirnya jadi tren di kalangan influencer. Mereka ikut menyelenggarakan Ikoy di akun pribadinya. Bahkan tren tersebut sempat jadi trending topic di Twitter hingga Arief dijuluki sebagai Professional Trendsetter.
Baca juga:
Laporcovid-19 Sajikan Transparansi Data Agar Jagoan Negeri Aing Tak Pakai Peta Buta
Tren ini dianggap sebagai orang sebagai aksi jagoan selama pandemi karena melibatkan orang-orang berpengaruh seperti influencer, artis, pengusaha dan lainnya berbagi rezeki atau membantu orang-orang sedang kesulitan dana melalui DM dan story Instagram.
Sebenarnya selain tren untuk berbagi, Ikoy-Ikoyan juga dijadikan sebagai teknik marketing. Para public figure biasanya memberikan syarat-syarat seperti harus mengikuti beberapa akun instagram bisnis mereka hingga akun rekan bisnisnya untuk mengikuti Ikoy-Ikoyan.
Tidak hanya public figure, para pelaku bisnis kuliner juga mengikuti jejak tren ini untuk mendongkrak popularitas dan penjualan mereka.

Setiap tren tentunya memiliki pro dan kontra. Bahkan tren Ikoy kali ini ada pro dan kontra harus dihadapi para public figure hingga masyarakat.
Beberapa public figure mulai dari Ernest Prakasa, Chelsea Olivia, Rachel Vennya, Nana Mirdad, dan lain sebagainya berkomentar tentang tren tersebut.
Beberapa di antara mereka menganggap tren Ikoy hal baik karena mengajak teman-teman berkemampuan lebih membantu orang-orang membutuhkan atau bahkan rezekinya terputus selama masa PPKM. Namun, ada juga berkomentar soal tren ini mengajarkan para pengukut untuk meminta-minta atau mengemis.
Pasalnya tren ini, ternyata cukup menganggu beberapa public figure karena para pengikutnya memenuhi DM dan komentar untuk memaksa mereka mengikuti tren Ikoy.
Bahkan ada sampai menggunakan kata-kata kasar jika sang public figure tidak mau mengikuti tren Ikoy. Padahal, berbagi seharusnya dilakukan dengan ikhlas. Hal ini membuat Arief juga meminta maaf kepada rekan-rekan public figure merasa terganggu akibat tren Ikoy-Ikoy.

Arief terus menekankan tren tersebut sebenarnya hanya dilakukan untuk bersenang-senang sekaligus berbagi dalam masa PPKM. Namun, tampaknya masih banyak orang tidak mengerti konsep Ikoy-Ikoy sehingga banyak pihak menjadikannya ajang untuk meminta-minta secara paksa dengan menjual kesedihan hingga mengirimkan pesan berulang kali.
Meski begitu, para public figure mengikuti tren ini juga sangat berhati-hati dalam memilih orang benar-benar membutuhkan untuk diberikan bantuan.
Jadi, pro dan kontra tentunya tidak menghentikan Ikoy untuk menjadi salah satu jagoan selama PPKM. Setidaknya masih banyak orang terbantu dengan kehadiran tren ini mulai dari biaya untuk melahirkan di masa pandemi, biaya harian pekerja terdampak, sampai para pelaku UMKM mengalami penurunan drastis selama PPKM. (Tel)
Baca juga:
Saat Muka Politikus Lebih Besar Ketimbang Ucapan Kemenangan Ganda Putri Jagoan Negeri Aing