Toyota Hentikan Kegiatan Produksi di Rusia

Senin, 26 September 2022 - Andrew Francois

KONFLIK Rusia dan Ukraina belum berakhir. Karena itulah kemudian Toyota mengumumkan akan secara permanen mengakhiri operasi manufaktur kendaraan di pabriknya di Saint Petersburg. Ini mewakili semua manufaktur kendaraan Toyota di Rusia, meskipun perusahaan akan tetap hadir di Moskow untuk mendukung operasi ritel.

Toyota menangguhkan operasi di fasilitas Saint Petersburg pada 4 Maret, lebih dari seminggu setelah Rusia melancarkan invasi. Sanksi yang diberikan kepada Rusia menyebabkan gangguan parah pada jalur pasokan, meskipun Toyota telah mempertahankan pabrik dalam keadaan siap diluncurkan selama tujuh bulan terakhir jika keadaan berubah.

Baca juga:

VW Tawarkan Pesangon kepada Karyawan di Rusia untuk Berhenti Sukarela

Pabrik Toyota di Rusia ditutup permanen. (Foto: Toyota)

Dalam pernyataan dari Toyota yang dirilis pada 23 September, perusahaan melihat tidak ada indikasi untuk memulai kembali operasi dalam waktu dekat, sehingga membuat penutupan permanen. Karyawan yang terkena dampak penutupan akan menerima bantuan dari Toyota untuk dipekerjakan kembali, pelatihan keterampilan baru, dan "kesejahteraan, termasuk dukungan keuangan di atas persyaratan hukum."

Pembangunan fasilitas Saint Petersburg dimulai pada 2005. Produksi diluncurkan pada 2007 dengan Toyota Camry, dan kemudian diperluas hingga mencakup RAV4 pada 2016. Dengan kapasitas penuh, pabrik dapat membangun 100 ribu kendaraan per tahun yang dijual terutama di Rusia.

Baca juga:

toyota
Toyota tetap hadir di Moskow untuk menangani layanan bagi pelanggan Toyota dan Lexus. (Unsplash/Chandler Cruttenden)

Beberapa model diekspor ke negara-negara terdekat seperti Belarus. Adapun masa depan pabrik, laman Automotive News Europe memberitakan bahwa Toyota dapat menjual fasilitas tersebut meskipun tidak ada yang resmi. Seorang juru bicara Toyota mengatakan kepada publik bahwa, jika pabrik dijual, itu tidak akan hanya membangun Toyota.

Berakhirnya manufaktur di Rusia tidak berarti Toyota akan meninggalkan negara itu sepenuhnya. Dengan kendaraan di jalan dan jaringan ritel yang ada, pembuat mobil itu tetap hadir di Moskow untuk menangani layanan bagi pelanggan Toyota dan Lexus. Ini juga mendorong bisnis direstrukturisasi agar sesuai dengan situasi saat ini.

Sebelumnya sejumlah pabrikan otomotif juga telah menghentikan hingga menangguhkan pengiriman mobil ke negara tersebut, mulai dari Volkswagen, Daimler, General Motors, Volvo, dan lainnya. (waf)

Baca juga:

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan