TKI di Malaysia Bebas dari Hukuman Mati

Kamis, 12 Oktober 2017 - Zaimul Haq Elfan Habib

MerahPutih.com - Seorang warga negara Indonesa (WNI) asal Kabupaten Mamuju, Sulbar yang bekerja di Negeri Sabah, Malaysia terbebas dari hukuman mati sesuai vonis Mahkamah Tinggi Daerah Kota Kinabalu Malaysia.

Hal ini dibenarkan oleh Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu Negeri Sabah Akhmad DH Irfan, WNI bernama Mas'ud bin Kamaruddin (37) itu hanya dituntut pasal 304 (Kanun keseksaan) atas pembelaan lawyernya dari Miss Farazwin Haxdy dari Solicitors & Advocates.

Perjuangan lawyer yang disewakan KJRI Kota Kinabalu ini disepakati hakim Mahkamah Tinggi Daerah negara itu sehingga dipastikan WNI bersangkutan terbebas dari tuntutan hukuman gantung hingga mati oleh timbalan pendakwa raya (JPU) sesuai seksyen 302 yang didakwakan sebelumnya.

WNI asal Kabupaten Mamuju ini didakwa menganiaya istrinya bernama Kartina bin Sanusi hingga tewas menggunakan sebilah parang di Perumahan Pekerja Ladang Pertama, Duta Plantation, Telupid Negeri Sabah pada 11 September 2016 sekitar pukul 07.30 waktu setempat.

"Lawyer dari Miss Farazwin Haxdy dari Solicitors & Advocates yang disewa KJRI Kota Kinabalu berhasil meyakinkan hakim bahwa terdakwa tidak membunuh istrinya dengan sengaja atau direncanakan," ujar dia sekaligus menambahkan, pembelaan itu pada persidangan 9 Oktober 2017.

Tuntutan menggunakan Seksyen 304 Kanun Keseksaan tersebut hanya dihukum maksimal 30 tahun kurungan karena dianggap lalai yang menyebabkan kematian korban (istrinya).

Alasan penasehat hukum terdakwa menilai bahwa kematian korban akibat provokasi terhadap terdakwa sehingga langsung diserang menggunakan sebilah parang yang ditemukan di belakang tempat tinggalnya saat penangkapan aparat kepolisian negara Malaysia.

Ia mengakui bahwa Timbalan Pendakwa Raya, Franklin Ganggan Bennet menuntut terdakwa sedangkan bukti dipersidangan terdakwa menyerang korban karena gagal mengontrol emosinya.

Alasan lain yang disampaikan lawyer, terdakwa memiliki seorang anak yang berusia tiga tahun yang saat ini dititipkan pada kakak kandung terdakwa yang juga bekerja pada perkebunan yang sama. (*)

Sumber: ANTARA

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan