Tiga Alasan Isu SARA Cepat Berkembang Versi Presiden Jokowi

Kamis, 08 Juni 2017 - Eddy Flo

Presiden Joko Widodo menyebutkan tiga penyebab dan alasan betapa mudahnya bangsa Indonesia saat ini dipengaruhi isu-isu berbau suku agama ras dan antargolongan (SARA).

Dalam wawancara khusus dengan LKBN Antara di Istana Merdeka Jakarta, Kamis, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap mudahnya isu SARA berkembang dalam beberapa waktu terakhir padahal Indonesia sudah 72 tahun merdeka, di sisi lain bangsa ini masih sibuk memperdebatkan kodrat kebhinekaan bahkan soal ideologi Pancasila.

"Yang pertama masalah pendidikan, ini penting. Yang kedua masalah ekonomi, 'income' per kapita kita. Yang ketiga masalah politik. Campur aduk," kata Presiden Joko Widodo, Kamis (8/6).

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Staf Khusus Presiden Johan Budi dan Kepala Biro Pers Istana, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Triadi Machmudin. Menurut Kepala Negara, tiga hal itu yakni tingkat pendidikan, masalah ekonomi, dan pengaruh politik bercampur menjadi satu sehingga masyarakat mudah tersulut isu SARA.

"Ya ini bercampur. Saya berikan contoh politik, ini harusnya, ini kan memang karena pilkada kan, ya pilpres, pilgub, pilwali kota, pilbupati karena itu," katanya.

Setelah perhelatan politik itu, kata Presiden semestinya perdebatan usai tetapi faktanya masih terus berlangsung karena dipolitisasi.

"Harusnya perhelatan politik kan kita ngerti semua kan setiap lima tahun setelah pilgub itu selesai ya sudah setelah pilpres selesai ya selesai nanti nunggu lagi lima tahun. Ini enggak, yang sekarang ini sudah pilpresnya selesai masih goreng-goreng, pilgubnya selesai masih goreng-goreng sehingga masyarakat terbawa," katanya.

Hal itu menurut Kepala Negara juga berkaitan erat dengan edukasi atau pendidikan masyarakat.

"Itu ada pengaruhnya karena apapun sekarang hampir semua orang pegang HP sehingga informasi yang ada di situ sangat mempengaruhi sekali," katanya.

Oleh karena itu, Presiden sangat berharap kandidat maupun tim sukses termasuk elit-elit politik dan elit partai turut mengedukasi dan memberitahu kepada rakyat.

"Harusnya ini sudah selesai kita kembali lagi bekerja, mestinya seperti itu," kata Presiden Jokowi.

Secara nasional Presiden memperkirakan hal itu akan terjadi hingga menjelang Pilpres 2019. Namun ia yakin seiring berjalannya waktu masyarakat akan semakin dewasa.

"Dengan adanya pilgub, pilpres, pilbupati/wali kota juga mematangkan masyarakat, semakin dewasa, ini juga mencerdaskan masyarakat ya mungkin ini masa transisi tapi satu titik masyarakat semakin cerdas, semakin ngerti apapun yang diomongkan masyarakat akan tetap jalan.

Ini bagian dari proses demokrasi kita, ini bagian dari proses pembelajaran kita, bagian dari proses pendewasaan politik kita semuanya. Ini yang harus kita lewati," kata Presiden Joko Widodo.

Sumber: ANTARA

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan