Tetap Waspada Ketika Market Kripto Kembali Kuat

Senin, 18 Juli 2022 - Andreas Pranatalta

MENJELANG akhir pekan, situasi market kripto membuat hati investor gembira. Secara keseluruhan sejumlah aset kripto terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap, melaju optimis ke zona hijau pada perdagangan, sejak Jumat (15/7).

Mengutip laman CoinMarketCap, nilai Bitcoin berada di harga USD 20.526 (sekitar Rp 307 juta) atau melonjak 1,31 persen dalam beberapa terakhir. Nilai Ethereum (ETH) ikut naik 7,31 persen ke USD 1.195 (sekitar Rp 17,9 juta) di waktu yang sama.

Sementara altcoin lainnya mengikuti di belakang seperti XRP, Solana (SOL), Dogecoin (DOGE) dan Cardano (ADA) harga melonjak masing-masing 6,59 persen, 6,89 persen, 1,23 persen, dan 1,30 persen dalam 24 jam terakhir. Lalu apa yang menyebabkan market kripto bergejolak positif?

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, reli singkat yang terjadi pada perdagangan market kripto disebabkan oleh sentimen positif dari komentar terbaru pejabat bank sentral AS, The Fed. Sejumlah pejabat The Fed menyebutkan lembaga otoritas moneter tersebut kemungkinan besar tidak akan mengerek suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin, terkait inflasi AS menyentuh level tertingginya dalam 41 tahun terakhir.

Baca juga:

Market Kripto Berangsur Membaik, Pertanda akan Terjadi Tren Reli?

Tetap Waspada Ketika Market Kripto Kembali Kuat
Pergerakan harga Bitcoin masih berpotensi naik. (Foto: Unsplash/Behnam Norouzi)

"Kemarin sejumlah pejabat The Fed menyangkal akan menaikan suku bunga acuan hingga 100 bps, tetapi condong ke 75 bps pada pertemuan mendatang. Kabar ini tampak disambut positif oleh investor sehingga nilai aset kripto masih sukses mempertahankan kinerjanya," kata Afid, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Jumat (15/7).

Banyak investor bergairah untuk kembali melakukan transaksi di market kripto, walaupun situasi di pasar saham saat ini sedang lesu. Meski demikian, reli singkat ini hanya bertahan sementara lantaran belum didukung aksi akumulasi yang kuat dari pelaku pasar.

Berdasarkan data CoinMarketCap, nilai market cap aset kripto belum tembus USD 1 triliun (sekitar Rp 14.996 triliun) dan volume trading harian di bursa kripto turun 5,14 persen dalam sehari terakhir. Tampaknya investor masih khawatir inflasi tinggi dan ancaman resesi dalam jangka waktu pendek.

Menurut pantauan Tokocrypto, pergerakan harga Bitcoin akan berada dikisaran USD 20.317 (sekitar Rp 304 juta) dan masih berpotensi naik hingga ke level USD 21.127 (sekitar Rp 316 juta).

Baca juga:

Market Kripto kembali Optimistis Melaju

Tetap Waspada Ketika Market Kripto Kembali Kuat
Banyak investor bergairah untuk kembali melakukan transaksi di market kripto. (Foto: Unsplash/Behnam Norouzi)

Ada tiga faktor yang bisa membuat pergerakan market kripto kembali tertekan. Faktor pertama adalah jika The Fed merespons inflasi dengan kenaikan suku bunga acuan ekstra kencang, maka selera investor perlahan bakal pudar. Dampaknya akan memberikan tekanan negatif pada harga untuk aset berisiko, dari saham ke Bitcoin.

Selanjutnya, datang dari kabar platform pinjam-meminjam kripto Celsius, yang tengah menyiapkan dokumen kebangkrutan. Menurut dokumen yang diajukan ke pengadilan tata usaha New York, Celsius ternyata memiliki aset USD 4,3 miliar (sekitar Rp 64 triliun) dan kewajiban USD 5,5 miliar (sekitar Rp 82 triliun), sehingga perseroan punya defisit neraca sebesar USD 1,2 miliar (sekitar Rp 17,9 triliun).

Selain itu, faktor lainnya adalah perkembangan dari kasus Mt Gox yang saat ini memiliki 142 ribu Bitcoin siap dijual dalam rangka ganti rugi korban. Walau terdengar seperti kabar positif, ganti rugi ini dapat membuat tekanan jual yang besar di pasar kripto, terutama untuk Bitcoin. (and)

Baca juga:

The Fed Ketatkan Kebijakan Moneter, Market Kripto Kebakaran

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan