Tembang Dolanan Anak Meriahkan Festival Tanah Biennale Jogja
Sabtu, 31 Oktober 2015 -
MerahPutih Budaya - Dolanan anak atau permainan anak seiring perkembangan zaman terus terkikis teknologi. Dolanan anak khas daerah tak mendapat tempat di kalangan anak-anak. Teknologi justru semakin digemari.
Atas dasar itu, Equator #3 Biennale Jogja XIII di Giripeni, Wates, Yogyakarta, menyajikan tembang dolanan anak. Tembang dolanan anak yang tersaji ialah tembang dolanan khas Jawa.
Dolanan anak juga dimaksudkan untuk menunjukkan betapa kayanya tradisi budaya. "Banyak dolanan. Tanah kita kaya," papar Direktur Biennale Jogja Alya Swastika, Jumat (30/10).
Rangkaian dari Biennale Jogja XIII ini diadakan di tengah persawahan Dusun Dobangsan. Festival ditandai dengan kirab hasi pertanian. Tikus raksasa dan burung hantu diarak sebagai simbol "penyakit" para petani.
Sebelumnya, paparannya di Kedai Kebun Forum, Alya Swastika memaparkan bahwa Biennale Jogja kali ini mengangkat topik equator. "Banyak sudut pandang yang terkemuka dalam peristiwa ini. Terutama beberapa beberapa kemiripan antara Indonesia dan negara yang dilintasi garis ekuator," katanya. (fre)
BACA JUGA: