Teknologi AI Bisa Deteksi COVID-19 Hanya dengan Mendengarkan Suara Batuk

Senin, 02 November 2020 - Raden Yusuf Nayamenggala

SAAT pandemi virus Corona melanda dunia, banyak orang yang khawatir terpapar Virus Corona ketika batuk atau berdehem. Tapi, seseorang tak lantas bisa mengetahui apakah terinfeksi Virus atau tidak saat batuk.

Terkait hal itu, peneliti MIT telah mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang bisa mengenali batuk dari orang yang mengidap COVID-19, meski mereka tidak menunjukan gejala.

Baca Juga:

Facebook Gunakan AI untuk Prediksi Penyebaran Virus Corona

AI mengedeksi dari jaringan saraf (Foto: pixabay/piro4d)

Seperti yang dilansir dari laman engadget, Triknya adalah dengan mengembangkan banyak jaringan saraf, yang bisa membedakan perubahan halus yang mengindikasikan efek Virus Corona.

Satu jaringan saraf mendeteksi suara yang terkait dengan kekuatan vokal. Sementara yang lain mendengarkan keadaan emosional yang mencerminkan penurunan neurologis, seperti meningkatnya frustasi atau 'pengaruh datar'.

Sementara itu, jaringan ketiga untuk mengukur perubahan kinerja pernapasan. Lalu AI tersebut menggunakan algoritma yang memeriksa degradasi otot (batuk yang lebih lemah) dan algoritma itu memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kesehatan seseorang.

AI dikabarkan sangat akurat dalam pengujian awal, usai tim melatih modelnya pada puluhan ribu sampel batuk dan dialog, teknologi tersebut mengenali 98,5 persen batuk dari orang dengan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.

Baca juga:

Kisah Pekerja yang 'Dituduh' Positif COVID-19 di Tengah Maraknya Isu PHK

Selain itu, AI tersebut juga bisa mengidentifikasi orang-orang yang terinveksi COVID-19 namun tanpa gejala. Teknologi ini tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis orang yang bergejala, karena mereka mungkin memiliki kondisi lain yang menghasilkan perilaku serupa.

Teknologi AI yang bisa mendeteksi COVID-19 dengan mendengarkan suara batuk tengah dikembangkan lebih lanjut (Foto: pixabay/hulsov)

Namun, meski teknologi itu cukup mampu mendeteksi, mungkin banyak orang yang ragu atau tidak ingin menggunakan teknologi tersebut, untuk memutuskan dengan pasti apakah kamu terinfeksi atau tidak.

INi bukan latihan teoritis. PAra ilmuwan tengah mengembangkan aplikasi 'ramah pengguna' yang bisa digunakan sebagai alat penyaringan virus. Kamu mungkin hanya perlu batuk-batuk ke ponsel kamu setiap hari, untuk menentukan apakah aman bagi kamu untuk pergi keluar.

Menariknya, para peneliti bahkan menyarankan bahwa teknologi itu bisa mengakhiri pandemi, bila alat tersebut mendengarkan latar belakang seseorang, meski alat itu nantinya bisa menimbulkan masalah privasi. (Ryn)

Baca juga:

Bill Gates Kecewa Sistem Tes COVID-19 di AS, Ini Penjelasannya

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan