Teknik Ramah Lingkungan dalam Persiapan Koleksi 'LANGKAH' Denny Wirawan

Jumat, 30 September 2022 - Hendaru Tri Hanggoro

DESAINER ternama Tanah Air, Denny Wirawan, baru saja menggelar pagelaran fesyennya yang bertajuk "LANGKAH Trunk Show Collection". Acara ini menjadi peringatan 25 tahun perjalanan kariernya sebagai desainer pakaian sejak 1996.

Melalui 'LANGKAH', Denny menghadirkan puluhan item bernuansa kain Bali yang dipadukan dengan batik Kudus. Item ini merupakan koleksi dari Spring/Summer 2023. Seluruh item ini terinspirasi dari kekayaan wastra Bali, tanah kelahiran Denny.

Wastra adalah kain tradisional yang memiliki makna dan simbol tersendiri di berbagai daerah. Nah, wastra Bali yang dihadirkan dalam trunk show kali ini ada tiga : songket, tenun ikat, dan gringsing.

Baca juga:

Balutan Wastra Bali dan Batik Kudus Koleksi LANGKAH Denny Wirawan

koleksi langkah denny wirawan
Beragam busana dalam koleksi ini menggunakan teknik pewarnaan natural dyeing dari bahan-bahan alam. (Foto: Merahputih.com/Marcella)

Songket adalah produk budaya Bali yang merefleksikan cara hidup masyarakat Bali melalui hiasan motif serta mengandung makna yang kuat tertanam dalam filsafat Hindu yang ada pada kain. Tenun ikat khas Bali disebut juga sebagai endek. Gringsing merupakan jenis kain yang diproduksi oleh suku tertua di Bali.

"Jadi ada beberapa. Ada songket, ada endek yang menggunakan pewarnaan alam. Jadi, memang kita tetep menciptakan sesuatu dengan konsep ramah lingkungan," ujar Denny dalam sesi konferensi pers, Rabu (28/9).

Teknik pewarnaan alami sering disebut natural dyeing. Seperti namanya, teknik ini menggunakan bahan-bahan alam untuk menghasilkan cairan pewarna. Biasanya bahan-bahan yang digunakan adalah kayu, dedaunan, dan berbagai jenis bunga.

Tak hanya dari segi pewarnaan. Proses ramah lingkungan dalam persiapan "LANGKAH Trunk Show Collection" ini juga diaplikasikan dalam pembuatan salah satu jenis kain, yaitu kain songket.

Baca juga:

Citra Perempuan Tangguh Indonesia dalam Niti Senja Karya Denny Wirawan

koleksi langkah denny wirawan
Kain songket dalam koleksi kali ini dibuat dari pintalan limbah benang dari pengrajin sebelumnya. (Foto: Merahputih.com/Marcella)

Benang-benang dalam kain songket berasal dari benang hasil olahan limbah. Limbah di sini diperoleh dari bekas potongan benang produksi songket pengrajin sebelumnya. Potongan-potongan itu dikumpulkan dan disatukan kembali dengan cara dipintal sehingga terciptalah sebuah gelondongan benang yang baru.

Proses ini membuat benang-benang yang sebelumnya tak terpakai, jadi lebih bermanfaat dan tidak terbuang sia-sia (upcycle). Selain itu, karena disatukan dari benang yang warnanya berbeda-beda, dalam satu pintal bisa menghasilkan gradasi warna yang berbeda pula. Maka setiap kain songket yang dihasilkan juga akan memiliki warna serta visualisasi unik nan menawan.

“Saya enggak tahu ya (teknik-Red.) itu baru atau nggak, (karena-Red.) memang sudah lama enggak megang kain Bali. Tapi buat saya ini jadi suatu hal yang baru, yang membuat saya ini sangat istimewa dan sangat bernilai,” jelas Denny mengenai salah satu item yang dikenakan modelnya. (mcl)

Baca juga:

Jualain Fesyen Berkelanjutan dalam koleksi 'Bloom in September'

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan