Taliban Kuasai Afghanistan, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?
Kamis, 02 September 2021 -
MerahPutih.com - Kelompok Taliban menguasai Afghanistan setelah memenangkan pertempuran dengan Amerika Serikat dan sekutu. Kembali pemerintah Taliban membuat Indonesia harus berhati-hati terkait situasi di negara Asia Selatan tersebut.
Pengamat intelejen Soleman Ponto menilai, ada sejumlah dampak dari kembalinya Taliban ke pemerintahan Afghanistan. Yang pertama tentunya adalah munculnya kelompok di Indonesia yang berusaha mengambil manfaat.
Baca Juga
Pasukan AS Tinggalkan Afghanistan, Pendukung Taliban Rayakan 'Kemerdekaan'
"Mungkin hanya sekedar iseng-iseng berhadiah memanfaatkan situasi untuk kepentingan kelompok dan golongan di sini," kata Ponto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (2/9).
Yang kedua, ada tantangan bagi Indonesia untuk bersikap soal konflik di Afghanistan. Dalam konteks itu, dia menilai Indonesia harus melihat dulu apa keuntungan dan kepentingan bersama yang bisa diperoleh.
"Jangan sampai kita masuk, malah merusak hubungan kita dengan yang ada di sana," kata purnawirawan Jenderal TNI AL bintang dua ini.
Sebab banyak negara yang memiliki kepentingan terkait Afghanistan, dari India, Pakistan, Tajikistan, Turki, Iran, Arab Saudi, hingga Tiongkok, AS, dan Eropa.
"Jangan sampai kita merusak hubungan kita dengan negara yang selama ini bersahabat di sana. Jadi kita sebaiknya menunggu dan melihat kondisi dulu," jelas Mantan Kepala Bais TNI ini.

Ponto melihat bahwa masa depan cenderung suram karena begitu banyak pihak luar yang berkepentingan di Afghanistan.
Bukan hanya AS dan Eropa dengan berbagai korporasi industri militernya. Namun juga ada Tiongkok, India, Pakistan, dan berbagai negara lain yang berkepentingan.
"Jadi kondisi di Afghanistan banyak ditentukan oleh kepentingan di luarnya. Sangat sulit masa depan Afghanistan karena menjadi ajang pertempuran dari negara-negara di sekelilingnya," kata Ponto.
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengklaim pihaknya selama ini menyusup ke sejumlah kelompok di berbagai negara.
Salah satunya kelompok Taliban di Afghanistan. Misi BIN dalam menyusup Afghanistan yakni bertujuan agar perang atau kerusuhan tidak melebar hingga ke Indonesia.
"Maka sebelum perang terjadi maka kita perkuat ini diplomasi dari seluruh elemen. Kita menyusup ke seluruh kelompok-kelompok perlawanan, termasuk Taliban sendiri," kata Wawan.
Wawan tak merinci kelompok apa lagi yang disusupi BIN selain Taliban. Dia hanya menegaskan bahwa Indonesia tak ingin terjadi perpecahan yang berdampak pada gangguan stabilitas keamanan.
Terlebih, tak sedikit warga Indonesia yang terpancing ketika melihat kondisi Timur Tengah yang kerap kali bergejolak. Itu terjadi karena merasa ada ikatan religi yang sama.
"Sekarang kita bergerak menyusupkan teman-teman kita kepada kubu lawan-lawan itu di berbagai negara. Untuk apa? Untuk bareng-bareng menjaga," kata dia.
Wawan menyatakan BIN berupaya memastikan kelompok perlawanan itu tetap pada komitmennya menjaga perdamaian. Ia tak ingin kelompok-kelompok itu melakukan serangan teror yang nantinya bisa berdampak pada perpecahan dan peperangan.
"Daripada itu pecah enggak keruan, kita masuk sekuat-kuatnya melakukan penetrasi. Sekarang kita mampu melakukan kontrol itu," kata Wawan.
BIN tengah melakukan deteksi dini terhadap jaringan teroris di Indonesia yang memiliki kedekatan ideologi dengan Taliban.
"Terutama kepada kelompok teroris yang memiliki kedekatan ideologis dan jaringan dengan Taliban," kata Wawan. (Knu)
Baca Juga
Perang Berakhir, Amerika Serikat Tarik Pasukan dari Afghanistan