Taliban Kuasai Afghanistan, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 02 September 2021
Taliban Kuasai Afghanistan, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?

Taliban kuasai Istana Kepresidenan. (Foto: Al-Jazeera)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Kelompok Taliban menguasai Afghanistan setelah memenangkan pertempuran dengan Amerika Serikat dan sekutu. Kembali pemerintah Taliban membuat Indonesia harus berhati-hati terkait situasi di negara Asia Selatan tersebut.

Pengamat intelejen Soleman Ponto menilai, ada sejumlah dampak dari kembalinya Taliban ke pemerintahan Afghanistan. Yang pertama tentunya adalah munculnya kelompok di Indonesia yang berusaha mengambil manfaat.

Baca Juga

Pasukan AS Tinggalkan Afghanistan, Pendukung Taliban Rayakan 'Kemerdekaan'

"Mungkin hanya sekedar iseng-iseng berhadiah memanfaatkan situasi untuk kepentingan kelompok dan golongan di sini," kata Ponto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (2/9).

Yang kedua, ada tantangan bagi Indonesia untuk bersikap soal konflik di Afghanistan. Dalam konteks itu, dia menilai Indonesia harus melihat dulu apa keuntungan dan kepentingan bersama yang bisa diperoleh.

"Jangan sampai kita masuk, malah merusak hubungan kita dengan yang ada di sana," kata purnawirawan Jenderal TNI AL bintang dua ini.

Sebab banyak negara yang memiliki kepentingan terkait Afghanistan, dari India, Pakistan, Tajikistan, Turki, Iran, Arab Saudi, hingga Tiongkok, AS, dan Eropa.

"Jangan sampai kita merusak hubungan kita dengan negara yang selama ini bersahabat di sana. Jadi kita sebaiknya menunggu dan melihat kondisi dulu," jelas Mantan Kepala Bais TNI ini.

Pasukan Taliban berjaga tepat sehari setelah penarikan pasukan AS dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan (31/8/2021). ANTARA FOTO
Pasukan Taliban berjaga tepat sehari setelah penarikan pasukan AS dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan (31/8/2021). ANTARA FOTO

Ponto melihat bahwa masa depan cenderung suram karena begitu banyak pihak luar yang berkepentingan di Afghanistan.

Bukan hanya AS dan Eropa dengan berbagai korporasi industri militernya. Namun juga ada Tiongkok, India, Pakistan, dan berbagai negara lain yang berkepentingan.

"Jadi kondisi di Afghanistan banyak ditentukan oleh kepentingan di luarnya. Sangat sulit masa depan Afghanistan karena menjadi ajang pertempuran dari negara-negara di sekelilingnya," kata Ponto.

Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengklaim pihaknya selama ini menyusup ke sejumlah kelompok di berbagai negara.

Salah satunya kelompok Taliban di Afghanistan. Misi BIN dalam menyusup Afghanistan yakni bertujuan agar perang atau kerusuhan tidak melebar hingga ke Indonesia.

"Maka sebelum perang terjadi maka kita perkuat ini diplomasi dari seluruh elemen. Kita menyusup ke seluruh kelompok-kelompok perlawanan, termasuk Taliban sendiri," kata Wawan.

Wawan tak merinci kelompok apa lagi yang disusupi BIN selain Taliban. Dia hanya menegaskan bahwa Indonesia tak ingin terjadi perpecahan yang berdampak pada gangguan stabilitas keamanan.

Terlebih, tak sedikit warga Indonesia yang terpancing ketika melihat kondisi Timur Tengah yang kerap kali bergejolak. Itu terjadi karena merasa ada ikatan religi yang sama.

"Sekarang kita bergerak menyusupkan teman-teman kita kepada kubu lawan-lawan itu di berbagai negara. Untuk apa? Untuk bareng-bareng menjaga," kata dia.

Wawan menyatakan BIN berupaya memastikan kelompok perlawanan itu tetap pada komitmennya menjaga perdamaian. Ia tak ingin kelompok-kelompok itu melakukan serangan teror yang nantinya bisa berdampak pada perpecahan dan peperangan.

"Daripada itu pecah enggak keruan, kita masuk sekuat-kuatnya melakukan penetrasi. Sekarang kita mampu melakukan kontrol itu," kata Wawan.

BIN tengah melakukan deteksi dini terhadap jaringan teroris di Indonesia yang memiliki kedekatan ideologi dengan Taliban.

"Terutama kepada kelompok teroris yang memiliki kedekatan ideologis dan jaringan dengan Taliban," kata Wawan. (Knu)

Baca Juga

Perang Berakhir, Amerika Serikat Tarik Pasukan dari Afghanistan

#Taliban #Afghanistan #Indonesia
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Pihak EU mengatakan akan mengirim 130 ton pasokan darurat dan membuka dana sebesar 1 juta euro untuk membantu para korban gempa mematikan yang melanda Afghanistan.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Dunia
Gempa Afghanistan, Korban Tewas Bertambah Jadi 900, Tim Penyelamat Sisir Pegunungan Cari Penyintas
Gempa tersebut merusak atau menghancurkan ribuan rumah yang sebagian besar terbuat dari batu bata lumpur dan kayu.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Gempa Afghanistan, Korban Tewas Bertambah Jadi 900, Tim Penyelamat Sisir Pegunungan Cari Penyintas
Dunia
Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan gempa berkekuatan 6,0 yang terjadi pada Minggu pukul 23.47 itu berpusat 27 kilometer timur laut Jalalabad.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka
Olahraga
Raih Emas Terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025, 3 Srikandi Indonesia Belum Puas dan Mau Catat Sejarah Baru
3 srikandi Indonesia masih belum puas meraih emas terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025. Ketiganya ingin mencatatkan sejarah baru.
Soffi Amira - Sabtu, 23 Agustus 2025
Raih Emas Terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025, 3 Srikandi Indonesia Belum Puas dan Mau Catat Sejarah Baru
Indonesia
Jelang Peringatan HUT ke-80 RI, PT KAI Ajak Penumpang Tunjukkan Sikap Hormat setiap Pukul 10.00, Nyanyikan 'Indonesia Raya' Bersama-Sama
Diharapkan menjadi pengingat akan pentingnya semangat persatuan, kebanggaan terhadap bangsa, dan penghormatan terhadap simbol negara.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Jelang Peringatan HUT ke-80 RI, PT KAI Ajak Penumpang Tunjukkan Sikap Hormat setiap Pukul 10.00, Nyanyikan 'Indonesia Raya' Bersama-Sama
Lifestyle
Prakiraan Cuaca 14–18 Agustus 2025: Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang
Prakiraan Cuaca Indonesia: berdasarkan informasi terkini yang dihimpun dari BMKG, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem
ImanK - Rabu, 13 Agustus 2025
Prakiraan Cuaca 14–18 Agustus 2025: Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
ASEAN INGATKAN RI BISA RUNTUH 2023 AKIBAT UTANG MEMBENGKAK NASIB BISA SERUPA SRI LANKA!
Wisnu Cipto - Selasa, 12 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
Indonesia
RI-Selandia Baru Sepakat Kejar Target Kerja Sama Dagang Rp 58 T, Termasuk Program MBG
Indonesia dan Selandia Baru menyepakati kerja sama perdagangan dua arah dengan target mencapai US$ 3,6 miliar atau Rp 58,7 triliun pada 2029.
Wisnu Cipto - Jumat, 08 Agustus 2025
RI-Selandia Baru Sepakat Kejar Target Kerja Sama Dagang Rp 58 T, Termasuk Program MBG
Berita Foto
Peringati HUT RI ke-80 Pedro Hadirkan Rimba Orangutan Simbol Keberagaman Nusantara
Deretan aksesoris Rimba karakter Orangutan simbol keberagaman nusantara dari Pedro karakter khusus dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80.
Didik Setiawan - Sabtu, 02 Agustus 2025
Peringati HUT RI ke-80 Pedro Hadirkan Rimba Orangutan Simbol Keberagaman Nusantara
Indonesia
Indonesia Desak Tidak Ada Negara Gunakan Hak Veto Tolak Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Hak veto dimiliki lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu Amerika Serikat, China, Inggris, Prancis, dan Rusia.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 30 Juli 2025
Indonesia Desak Tidak Ada Negara Gunakan Hak Veto Tolak Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Bagikan