Survei CSIS: Masyarakat Puas Atas Kinerja Kerja Jokowi-JK

Selasa, 13 September 2016 - Zulfikar Sy

MerahPutih Nasional- Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyebutkan bahwa masyarakat pedesaan puas dan optimis atas kepemimpinan Jokowi-JK kurun waktu dua tahun terakhir.

Ketua Departemen Politik dan Hubungan International CSIS, Vidhyandika Perkasa mengatakan dari hasil data survei  34 provinsi dengan sampel paling rendah 0.5 dari populasi dan paling tinggi 17,5 persen sampel yang dipakai.

"Hasil survei yang kami temukan terdapat kepuasan publik mengalami peningkatan dari tahun lalu. Rata-rata, masyarakat yang bekerja sebagai petani, berjenis kelamin laki-laki, tinggal di pedesaan dan berada di kawasan pulau Jawa lebih optimis dan bahagia," ujar Ketua Departemen Politik dan Hubungan International CSIS, Vidhyandika Perkasa, di Kantor CSIS di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (13/9).

Vidhyandika menambahkan selain para petani, masyarakat merasa puas atas kinerja pemerintah di bidang maritim. Bidang maritim mendapatkan suara 63 persen, lalu diikuti bidang hukum 62 persen, bidang politik 53 persen dan terakhir bidang ekonomi dengan 46 persen kepuasan masyarakat.

"Sektor ekonomi menjadi kepuasan yang rendah, dan komitmen pemerintah dalam menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi sektor yang tak terlalu optimis," tuturnya.

Menurut Vidhyandika keoptimiasan terhadap masa depan maritim menjadi nilai tambah bagi pemerintahan Jokowi. Namun, keoptimisan itu bisa runtuh jika kesenjangan ekonomi antara masyarakat miskin dengan masyarakat kelas menengah terus menganga lebar.

"Korupsi dan kesenjangan ekonomi jadi faktor pesimis masyarakat," jelasnya.

Dalam diskusi soal keoptimisan publik terhadap kinerja, pogram dan kebijakan Jokowi-Jusuf Kalla pada tahun kedua ini juga menduga-duga seberapa mampu Jokowi mengelola koalisi besar pasca reshuffle kabinet jilid kedua dan bagaimanakah peta kekuatan partai dan kandidat menjelang pemilu presiden dan pemilu legislatif serentak pada 2019 nanti.

Hasil survei ini juga diikuti oleh politisi PDI-P, Ahmad Basarah, Nurul Arifin dari Golkar dan Direktur Eksekutif CSIS, Philips J Vermonte.

Dalam survei ini, CSIS memakai populasi seluruh warga negara Republik Indonesia yang mempunyai hak pilih, dengan jumlah responden sample sebanyak 1.000 orang yang tersebar secara proposional di 34 provinsi di Indonesia.

Penarikan sampel yang mereka pakai dilakukan dengan acak, menggunakan metode penarikan secara multi stage random sampling. Penarikan sampel mempertimbangkan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi dan memperhatikan karakter wilayah perkotaan dan pedesaan.

Margin of eror-nya sebesar +/- 3.1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan pada 8 hingga 15 Agustus 2016 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur, untuk kualitas kontrolnya dilakukan terhadap hasil wawancara yang dipilih secara random sebesar 20 persen dari total sampel. (Abi)

  1. Presiden Jokowi dan Presiden Duterte Sepakati soal Keamanan Laut Sulu
  2. Presiden Jokowi Lantik Budi Gunawan Sebagai Kepala BIN
  3. Megawati Kritik Anak Muda yang Bully Presiden Jokowi di Medsos
  4. Pertemuan Bilateral Presiden Jokowi dengan Mohammed Bin Salman
  5. Pengusaha Tiongkok Mengeluhkan Izin Usaha Ruwet kepada Presiden Jokowi

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan