Studi Ungkap Alasan Orang Narsistik Suka Flexing

Kamis, 06 April 2023 - Ikhsan Aryo Digdo

"NARSISTIK adalah kondisi ketika seseorang merasa dirinya lebih baik dari orang lain, sehingga butuh dikagumi dan mendapat perhatian lebih," demikian menurut penjelasan laman Alodokter mengenai definisi narsistik.

Alodokter menyebut narsistik merupakan gangguan kepribadian. Bahkan, salah satu gejala narisistik menurut medis ialah pengidapnya merasa berhak dan perlu dikagumi secara berlebihan dan terus-menerus. Dengan begitu, tidak mengherankan mereka suka flexing di media sosial, dengan harapan mendapatkan kritik berupa pujian lewat kegiatan apapun yang ia unggah.

Baca Juga:

Orang Kaya Sebenarnya Tidak Flexing

Gejala lain dari narsistik juga termasuk membangga-banggakan diri sendiri, merasa superior dan memuji diri sendiri. Namun, menjadi seorang narsistik masih dipandang sebagai ciri kepribadian patologis. Tak jauh berbeda dengan perilaku sadis, manipulatif, atau bahkan psikopat.

Orang narsistik cenderung hobi flexing karena ia tidak merasa percaya diri. (Foto: unsplash/Anthony Tran)

Nyatanya, sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2021 terhadap 270 orang dengan usia rata-rata 20 tahun lebih mendukung gagasan bahwa perilaku narsistik tidak selalu didorong oleh hal yang sama dengan psikopat.

"Untuk waktu yang lama, tidak jelas mengapa narsisisme terlibat dalam perilaku yang tidak menyenangkan, seperti memberi selamat pada diri sendiri, karena hal itu sebenarnya membuat orang lain tidak terlalu memikirkannya. Pekerjaan kami mengungkapkan bahwa narsisisme ini tidak muluk-muluk, melainkan merasa tidak percaya diri," kata Psikolog Klinis Pascal Wallisch dari Universitas New York (NYU).

Baca Juga:

Humblebragging Menyebalkan Bagi Orang Lain

Lebih khusus lagi, hasil penelitian itu menunjukkan bahwa narsisisme lebih dipahami sebagai adaptasi kompensasi untuk mengatasi dan menutupi harga diri yang rendah, demikian menurut pendapat Psikolog Klinis Mary Kowalchyk yang juga dari NYU.

Kini, lewat penelitian itu, para psikolog sudah membedakan antara dua jenis narsisisme yang agak berbeda. Dua tipe tersebut adalah Vulnerable Narcissists (narsisisme yang rentan) yang memiliki ciri punya harga diri rendah, kecemasan keterikatan, dan sangat sensitif terhadap kritik, dan Grandiose Narcissists (narsisisme muluk) yang cenderung memiliki harga diri tinggi dan suka membesar-besarkan diri sendiri.

Mamamerkan diri sendiri di media sosial adalah suatu hal yang tak dapat dihindari. (Foto: Unsplash/Pricilla du preez)


Kowalchyk dan tim menggunakan serangkaian tindakan untuk menilai tingkat sifat yang berbeda termasuk narsisisme, harga diri, dan psikopati untuk masing-masing peserta, dan menemukan bahwa perilaku flexing amat erat kaitannya dengan individu yang juga memiliki rasa tidak percaya diri dan rasa bersalah tinggi dalam dirinya.

Selain itu, menurut penelitian itu, memamerkan diri kita sendiri di media sosial adalah suatu fenomena yang tak dapat dihindari. Sebab, banyak dari kita juga ikut berpartisipasi secara kolektif untuk membentuk dan memberi makan rasa tidak percaya diri. Perilaku ini tertanam dalam diri kita sebagai makhluk sosial. (dsh)

Baca Juga:

Pentingnya Color Grading Sebelum Flexing Video di TikTok

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan