Melihat Keseruan dan Asyiknya Kehidupan Keluarga Pendongeng
Rabu, 20 Maret 2019 -
SETIAP keluarga memiliki cara masing-masing untuk memperkuat ikatan kekeluargaan. Beberapa keluarga memilih untuk liburan bersama, makan malam bersama, atau sekadar menonton tv di rumah.
Berbeda dengan kebiasaan kebanyakan keluarga, Wiwin Windrati sekeluarga justru memiliki kebiasaan unik untuk mempererat hubungan antar-anggota keluarga dengan lewat dongeng.
Wiwin Windrati, akrab dipanggil Miss Wiwin, suaminya Sony Key Winson (Kakek Uban), serta kedua anaknya Anabella Winson dan Kanaka Winson kompak bergelut di dunia dongeng.

Miss Wiwin dan Kakek Uban telah merintis jalan menjadi pendongeng selama lebih kurang 15 tahun. Pasangan pendongeng tersebut kerap berlatih di rumah untuk persiapan pentas di berbagai tempat. Menyaksikan ayah dan ibunya selalu bersama-sama pergi dari satu tempat ke tempat lain berbagi hal-hal positif, merangsang sang putri, Anabella, tertarik untuk memasuki dunia dongeng.
“Sejak usia empat tahun dia sudah sering ikut lomba-lomba dongeng tetapi saya bilang padanya bahwa dia tak perlu selalu jadi juara. Yang terpenting adalah bagaimana ia memperbanyak pengalamannya lalu bisa berbagi lewat dongeng,” tutur Miss Wiwin kepada merahputih.com.

Mendengar ucapan sang ibu, Anabella pun berusaha untuk menjadikan dunia dongeng menjadi ladang kegiatan positif. Salah satunya dengan menyampaikan penyuluhan bahaya narkoba lewat mendongeng. Di tahun 2014, Anabella dipercaya Badan Narkotika Nasional untuk penyuluhan bahaya narkoba lewat dongeng.
Setahun kemudian, ia dipercaya sebagai delegasi Indonesia untuk aktif di United Nation of Drugs Crime yang diadakan di Chiang Mai, Thailand United Nation of Drugs Crime.
Sementara putranya, Kanaka, lebih suka dunia musik, namun tetap menggeluti dongeng. Meski tak menjadi pencerita, Kanaka tak surut langkah untuk berpartisipasi menjadi pemusik di dalam pentas dongeng. “Kanaka sedang sangat nyaman menggeluti musik tradisional. Hampir semua alat musik tradisional dalam Karawitan sudah dikuasai. Sekarang sedang belajar komposisi musik,” ucap Miss Wiwin.

Musik, akting, mendongeng, dan teater telah menjadi bagian dalam keluarga mereka. Setiap hari, rumah mereka selalu diwarnai musik dan dongeng. Begitu membuka mata di pagi hari, masing-masing sudah asyik dengan alat musik masing-masing dan bernyanyi bersama. “Semuanya mengalir begitu saja karena sudah jadi rutinitas,” jelasnya.
Bagi Miss Wiwin dan Kakek Uban, menjadikan anak sebagai partner kerja adalah hal paling menyenangkan. Momen itu mereka manfaatkan untuk memperkuat ikatan kekeluargaan.
Kebersamaan di luar dan di dalam pekerjaan membuat "Keluarga Pendongeng" memiliki rasa ketergantungan akan kehadiran sosok satu sama lain di dalam keluarga. Meski demikian, perjalanan mereka tak selalu mudah. Ada kalanya terjadi salah paham di antara mereka.

“Sebagai ibu ada rasa khawatir akan performa anak-anak, sehingga di mata mereka, saya seperti mengekang dan terlalu ikut campur,” ungkapnya. Jika sudah demikian, sang ayah akan turun tangan dan semua permasalahan terselesaikan dalam sekejap.
Meskipun Miss Wiwin dan Kakek Uban sudah dikenal sebagai pendongeng ulung, ia tak ingin terlalu menggurui anak-anaknya. Mereka ingin kedua anaknya yang menginjak remaja tersebut mengeksplorasi kemampuannya sendiri. “Mereka lebih banyak melihat dan mendengar lalu mulai mendongeng dengan gayanya sendiri. Kami ingin mereka berproses dengan harapan mereka bisa menemukan kenyamanannya. Kami tak ingin anak-anak menjadi copycat,” urainya. (*)