Sejarah 'Melbourne Declaration' Hasil KTT ASEAN-Australia yang Dihadiri Jokowi

Rabu, 06 Maret 2024 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - KTT Khusus ASEAN-Australia yang turut dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghasilkan dua dokumen, yaitu Melbourne Declaration dan ASEAN-Australia Leaders Vision Statement.

“Melbourne Declaration berisi arah kerja sama di bidang politik-keamanan, ekonomi, dan sosial budaya ke depan,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dalam keterangan pers KTT di Melbourne, Rabu (6/3).

Retno menambahkan ASEAN-Australia Leaders Vision Statement merupakan visi para pemimpin dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi. Diselenggarakan untuk memperingati 50 tahun kemitraan ASEAN dengan Australia, tema dalam KTT tersebut adalah “A Partnership for the Future”.

Baca juga:

Jokowi Paparkan 4 Poin Upaya Perkuat Kerja Sama RI-Australia

Menurut Menlu, KTT itu sendiri secara garis besar dibagi dalam dua sesi, dengan sesi pertama membahas “Future ASEAN- Australia Cooperation” dan “The Three ASEAN Cooperation Pillars”. Tahun lalu dilansir dari Antara, Australia merilis dokumen strategi ekonomi Australia untuk Asia Tenggara, yang dibuat Utusan Khusus Australia untuk Asia Tenggara Nicholas Moore

“Inti dari laporan Nicholas Moore tersebut sebenarnya merupakan sebuah pendekatan baru yang akan dilakukan oleh Australia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dengan Asia Tenggara," ungkap Retno.

"Di mata Australia, Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat potensial dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, kedekatan geografi tentunya, komplementaritas ekonominya, dan merupakan bagian dari upaya Australia untuk melakukan diversifikasi ekonomi,” imbuh perempuan nomor satu di Kemenlu itu.

Baca juga:

PM Australia Sangat Gembira Ketemu Prabowo, Tak Lupa Ucapkan Selamat

Di dalam laporan itu terdapat empat hal besar yang akan dilakukan, yaitu meningkatkan kesadaran (raising awareness), menghilangkan hambatan (removing blockages), pembangunan kapasitas (building capacities), dan memperdalam investasi (deepening investment).

Sementara 10 sektor prioritas yang akan diprioritaskan adalah pertanian dan pangan, sumber daya alam, transisi energi bersih, infrastruktur, pendidikan dan keterampilan, pariwisata, kesehatan, ekonomi digital, layanan profesional dan keuangan, serta industri kreatif.

“Sebagai implementasi dari pendekatan baru berdasarkan laporan Moore, Australia telah meluncurkan ASEAN-Australia Center yang juga merupakan bentuk dukungan dari implementasi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP),” tandas Retno. (*)

Baca juga:

Jokowi dan PM Selandia Baru Cari Solusi Turunnya Perdagangan Kedua Negara

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan