SEJARAH HARI INI: Mengenang Kapitulasi Tuntang, Inggris Menguasai Jawa
Senin, 18 September 2017 -
SEJARAHHari
Bagaimana persisnya?
Pasukan Inggris di bawah komando Letnan Jendral Samuel Auchmuty melempar sauh di perairan Cilincing pada 4 Agustus 1811.
Sejumlah 87 korps pasukan Inggris kemudian memasuki Batavia tanpa ada serangan pasukan Republik Bataaf, Perancis-Belanda.
Batavia seakan kosong melompong. Pasukan Inggris begitu mudah merangsek jatung Batavia, melalui Molenvliet (Jalan Gajah Mada), Noordwijk (Jalan Juanda), lantas bergerak memasuki asrama tentara di Weltevreden (Lapangan Banteng), namun lagi-lagi sepi.
Mereka pun meneruskan perjalanan. Pasukan Inggris kemudian mendapat hadangan pasukan Perancis-Belanda di sekitar Struiswijk (Salemba).
Kalah jumlah, pasukan Republik Bataaf mundur menuju pertahanan terakhir di Meester Cornelis (Jatinegara).
Sejak pemimpin tertinggi Republik Bataaf, Napoleon Bonaparte menarik Gubernur Jendral HW Daendels, lalu mengutus Jan Willem Janssens untuk menggantikannya, kondisi militer Prancis-Belanda di Batavia semakin menurun.
Tak heran bila pertahanan terakhir di benteng Meester Cornelis pun tetap rapuh. Pasukan Perancis-Belanda praktis hanya bertahan dan sesekali memuntahkan tembakan meriam.
Benteng Meester Cornelis pun berhasil direbut pasukan Inggris. 5.000 prajurit Perancis-Belanda menjadi tawanan, termasuk 250 perwira.
Meski menang, pasukan Inggris belum menemukan Janssens. Sang Gubernur Jendral berhasil melarikan diri ke arah selatan menuju Bogor kemudian menggunakan jalur darat Jalan Raya Pos, mengarah Semarang.
Pasukan Inggris terus memburu. Kekuatan Janssens semakin lemah, tersisa 11 infantri batalion, 2 jager batalion, 4 kavaleri squadron, dan 3 kavaleri berkuda, dan tak berdaya menahan serangan pasukan Samuel Auchmuty.
Janssens kemudian menaikan bendera putih tanda menyerah kepada pasukan Inggris di Desa Tuntang, Jawa Tengah, pada 18 September 1811.
Penyerahan tersebut membuahkan kesepakatan bertajuk ‘Kapitulasi Tuntang” berisi Perancis-Belanda harus menyerahkan Jawa kepada Inggris, lalu pasukan mereka menjadi tahanan, serta para pegawai sipil bekerja untuk Inggris. (*)