Sebelum Kangen Mengaspal, Apa Boleh Ganti Ban Merek Berbeda?
Selasa, 19 April 2022 -
BAN menjadi salah satu komponen penting kendaraan dan harus diperhatikan kondisinya, terlebih ketika ingin melakukan perjalanan jarak jauh. Bersama sistem suspensi, ban juga mempunyai peran dalam meredam getaran.
Sebelum kamu mengaspal bersama, ada baiknya kesehatan ban dicek ulang. Tentu saja ajakan kembali mengaspal makin hari makin banyak setelah pandemi mulai melandai. Kekangenan selama dua tahun pandemi tak bisa leluasa touring bersama teman satu komunitas akhirnya terobati. Namun, sebelum mengaspal, ada baiknya mengganti ban jika sudah aus dengan ban baru.
Indikator paling terlihat dari ban aus dari batas Tread Wear Indicator (TWI) di telapak ban. Jika sudah melewati batas tersebut, sebaiknya ban mobil segera diganti.
Ban juga harus diganti ketika sudah mengalami kerusakan, seperti sobek, benjol, atau terlihat tidak layak. Umumnya, rata-rata waktu penggantian ban adalah antara dua sampai empat tahun, tergantung pemakaian.
Ada berbagai alasan mengapa pengguna kendaraan ingin mengganti ban dengan berbagai merek, termasuk biaya atau karena penasaran dengan performanya. Sebenarnya boleh enggak sih mengganti merek A ke merek B terus menerus?
Mengutip laman ANTARA, Senin (18/4), demi menjaga kenyamanan dan keamanan saat berkendara, sebaiknya hindari langkah tersebut. Setiap merek ban memiliki performa masing-masing karena proses desain dan manufaktur yang berbeda, termasuk peruntukannya, seperti antara ban basah dan kering, ban SUV dan sedang, atau ban penumpang dan ban niaga.
Baca juga:
Ini Penjelasan Mengapa Ukuran Ban Depan dan Belakang Sepeda Motor Berbeda

"Ban merupakan komponen kendaraan yang sangat penting dalam menjaga kenyamanan dan keamanan berkendara di jalan. Oleh karena itu, segera ganti ban yang telapak bannya sudah aus atau ada indikasi kerusakan fisik. Pastikan mengganti ban yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan untuk menjaga kinerja ban di jalan," kata Aftersales Business Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara.
Belum lagi faktor material dan konstruksi ban yang tidak sama, meksipun ukurannya sama persis karena terkait kebutuhan penggunaan ban. Ukuran tidak hanya menyangkut dimensi umum seperti lebar dan rasio tinggi ban. Ukuran termasuk pelek, batas kecepatan maksimal, dan load index. Perhatikan pula jenis ban apakah radial atau bias, ban tubeless atau tubetype.
Baca juga:

Pola telapak yang berbeda sedikit saja bisa mengganggu stabilitas saat mobil melaju. Perbedaan performa ban akan sangat terasa ketika kecepatan mobil cukup tingig, seperti di jalan tol. Apalagi saat melewati jalan dengan kondisi yang jelek, licin karena hujan, atau muatan mobil penuh.
Jika ingin mengganti ban sebaiknya tetap pada merek yang sama. Kalau memang memaksakan ingin menggunakan ban yang berbeda, usahakan ganti ban yang sama dalam satu poros roda. Misalnya mobil menggunakan ban A standar dari produsen ban X, lalu ban belakang kanan rusak. Dengan pertimbangan biaya, pemilik mobil mengganti kedua ban belakang dengan ban C dari produsen ban X karena lebih terjangkau.
Asalkan ukuran sama dan sesuai rekomendasi pabrikan mobil, pilihan ini masih diperbolehkan. Tetap saja idealnya, seluruh roda sebaiknya menggunakan ban yang sama guna memperoleh sinergi kinerja terbaik. (and)
Baca juga: