Ruwah Tradisi Nusantara di Bulan Syaban

Sabtu, 21 Mei 2016 - Zulfikar Sy

Merahputih Budaya- Nisfu Syaban merupakan salah satu momentum yang sangat sakral bagi umat Islam Nusantara. Di malam itu, mayoritas umat Islam meyakini banyak faedah dan keutamaan saat melakukan ibadah dan ritual tradisi utama.

Nisfu Sya'ban adalah pertengahan bulan Syaban dalam kalender Hijriah. Jika bulan Syaban berjumlah 30 hari, maka petengahan bulannya jatuh pada tanggal 15, dan jika jumlah hari pada bulan Syaban 29, maka pertengahan bulannya jatuh pada hari yang ke-14.

Di Indonesia banyak tradisi keagamaan dan budaya dilakukan masyarakat lokal untuk meramaikan Nisfu Syaban. Masyarakat Jawa meyakini Syaban sebagai bulan penghormatan terhadap leluhur mereka.

Bagi masyarakat Jawa Syaban adalah bulan arwah (Ruwah), bulan dimana masyarakat diingatkan kembali untuk mengingat mati dan menghormati ruh leluhur. Pada bulan ini berbagai tradisi lokal dilakukan untuk memuliakan para leluhur yang sudah meninggal dunia.

Diantaranya, membersihkan makam leluhur (Besik). Biasanya warga lokal melakukan gotong-royong di pemakaman kampung. Warga secara bersama membersihkan makam keluarga.

Setelah makam dibersihkan, selanjutnya pada hari dan tanggal yang telah ditentukan warga melakukan tahlil (doa untuk leluhur) bersama di pekarangan makam dengan membawa makanan dan hasil pertanian untuk dibagikan atau di makan bersama-sama, tradisi ini juga disebut dengan istilah Nyadran.

Di Jakarta yang mayoritas etnis Betawi juga mengenal istilah Ruwah jelang Nisfu Syaban. Namun ada sedikit perbedaan dengan tradisi Ruwah di Jawa. Di Betawi, Ruwah dilakukan dengan cara mengundang seluruh sanak keluarga untuk berkumpul di salah satu rumah keluarga lalu melakukan selamatan, yaitu mendoakan kerabat atau sanak famili yang telah meninggal dunia.

Puncaknya, pada malam tanggal 15 dari bulan Syaban. Masyarakat akan berbondong-bondong menuju musolla atau masjid untuk melakukan tahlilan dan membaca surat yasin berulang-ulang. Warga berharap dengan digelarnya acara tersebut mendapat berkah dan bisa menjalankan ibadah puasa ramadhan dengan lancar dan sempurna.

BACA JUGA:

  1. Wisata Edukasi Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta
  2. Miris, Museum Perjuangan Sepi Pengunjung
  3. Museum Perjuangan di Yogyakarta
  4. Wisata Edukasi Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta
  5. Yuk Kunjungi Museum Perjuangan di Yogyakarta

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan