Rupiah Tergerus Rp13.563 per Dolar AS

Senin, 19 Oktober 2015 - Luhung Sapto

MerahPutih Keuangan - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta kembali melemah. Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah terdepresiasi 29 poin dibandingkan sebelumnya.

Data Bank Indonesia (BI) menempatkan Jisdor di level Rp13.563 per dolar AS, atau melemah 29 poin atau 0,21 persen dibandingkan kurs sebelumnya.

Menurut data Bloomberg, rupiah terpantau di level Rp13.541 per dollar AS sedangkan data Yahoo Finance, rupiah berada di posisi Rp13.540 per dollar AS.  

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah masih terpengaruh oleh data inflasi inti Amerika Serikat yang naik.

Kondisi itu mendorong dolar AS kembali bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia, termasuk rupiah.

"Kondisi perekonomian domestik yang relatif masih positif sedikit tertutupi oleh sentimen dari eksternal sehingga rupiah mengalami tekanan," kata Reza dalam siaran persnya, Senin (19/10).

Data ekonomi AS mulai membaik sehingga pelaku pasar uang mulai melepas rupiah dan beralih ke dolar AS. Terlebih, laju rupiah mulai melambat setelah beberapa hari menguat signifikan. Hal ini membuat para pelaku pasar uang berpikir penguatan rupiah tidak lagi sekencang beberapa waktu lalu.

Namun begitu, pelaku pasar masih menunggu realisasi Paket Kebijakan Ekonomi IV yang dilansir Rabu (14/10) pekan lalu. Selain itu, BI telah menetapkan BI Rate tetap 7.5 persen. Ditambah harga komoditas mulai naik, pelaku pasar uang berharap rupiah tidak tertekan lebih dalam. 

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra secara terpisah menyatakan perekonomian Tiongkok yang mulai berekspansi pada kuartal ketiga diharapkan dapat berdampak ke perekonomian negara di kawasan Asia.

Ia menyampaikan produk domestik bruto Tiongkok tumbuh sebesar 6,9 persen pada kuartal ketiga. Namun, itu masih berada di laju kuartalan paling lambat sejak peridoe tiga bulan 2009, berdasarkan data yang dikeluarkan sebelumnya.

Ariston Tjendra mengatakan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi mengalami penguatan kembali menyusul adanya harapan positif dari paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan.

"Melalui paket kebijakan itu diharapkan perekonomian Indonesia tumbuh lebih baik ke depannya," katanya. (Luh)

BACA JUGA:

  1. Akhir Pekan Rupiah Loyo 
  2. Rupiah Melemah ke Rp13.532 per Dolar AS
  3. Harga Emas Turun ke Rp563.000 per Gram
  4. Harga Minyak Capai Level Terendah dalam Dua Minggu
  5. BI: Aliran Modal Asing Dorong Penguatan Rupiah

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan