Rikiya Nakamoto Sang Juara Dari Negeri Sakura di IDCC 2017
Kamis, 19 Oktober 2017 -
INDONESIAN Drum Corps Championship (IDCC) 2017 yang diselenggarakan di Kota Serang Banten 12-15 Oktober lalu telah usai. Ada cerita menarik yang patut disimak dan diteladani anak muda Indonesia.
IDCC adalah ajang bertarung korps drum band yang diselenggarakan oleh Indonesian Drum Corp Asossiation (IDCA), ajang bergengsi yang cakupannya se-wilayah Asia, yang berafiliasi dengan Drum Corp International (DCI) di Indianapolis Amerika Serikat. Para pemain drum corps se-asia berhak untuk bertarung di DCI apabila sudah mencapai skor "World Class" dalam IDCC ini.
Pada IDCC 2017 ini, untuk kelas-kelas yang dikompetisikan seperti Full Band, Soundsport, Drumline Battle, dan Street Parade. Pihak panitia belum menerima peserta dari group negara-negara tetangga. Namun ada kompetisi yang digelar kerjasama antara IDCC 2017 dengan Tama, sebuah perusahaan alat musik perkusi ternama, yang mana salah satu pesertanya berasal dari Jepang, ialah Rikiya Nakamoto.
Sorot mata anak muda berusia 20 tahun itu begitu kuat, seperti ada bara api yang tidak akan sanggup dipadamkan oleh siapapun, Rikiya yang menginap di salah satu hotel berbintang di Kota Serang itu seringkali berpapasan dengan saya, namun baru berkesempatan untuk sedikit berbincang pada pagi hari sebelum ia bertarung untuk sesi final seni menggebuk alat musik perkusi itu.
Rikiya melintasi Lobby Lounge dengan santai, menggendong tas dan menggenggam dua pucuk stick drum pagi itu. Saya memanggilnya dengan nada akrab "Rikiya Nakamoto!" pekik saya, Sabtu (15/10).
Ia tersenyum dan menghampiri saya. Dari beberapa kali pertemuan selintas, saya sudah mengetahui anak muda itu tidak pandai berbahasa Inggris, tetapi saya yakin bisa tetap melakukan wawancara dengannya meski saya sendiri tidak pandai berbahasa Jepang.
Rikiya Nakamoto mengaku berasal dari Kasama Ibaraki, sebuah tempat di utara Tokyo. Ia mengajar ekstrakulikuler di sebuah sekolah menengah atas di sana, dan datang ke Kota Serang dengan biaya sendiri sebesar 70 ribu Yen.

Sebagai insan drum corps, ia dahulu memimpikan untuk bisa bermain di DCI, namun berkali-kali visa-nya ditolak pihak kedutaan Amerika di Jepang. Menurutnya pihak kedutaan Amerika mencurigai ia hanya menggunakan DCI sebagai kendaraan untuk bermigrasi dan mendapatkan pekerjaan di negeri paman Sam itu.
Tentu ia kecewa dengan penolakan itu, tetapi Rikiya tidak menyerah, ia mengarahkan goalnya pada arah baru, yaitu merajai Asia. Indonesia adalah negara pertama yang ia injak untuk membuktikan kemampuannya.
"Saya datang untuk menang," katanya dengan mimik wajah serius.
Meski nada bicara dan mimik wajahnya sangat meyakinkan, Rikiya Nakamoto juga menyatakan bahwa dirinya sangat gugup. Ia telah datang jauh-jauh dari negeri Sakura, ada kekhawatiran dalam dirinya jika ia kalah.
Saya memberinya semangat, dan meyakinkan dirinya bahwa ia akan menang, meski saya sendiri sebenarnya tidak terlalu yakin, mengingat Roger Carter yang menjadi juri pada kompetisi yang ia ikuti terkenal kejam dalam memberikan penilaian, dan tanpa tedeng aleng-aleng akan memberikan kritik pedas. Belum lagi sederet jagoan jagoan penabuh drum dari seluruh Indonesia yang siap menyingkirkannya.
Beberapa jam kemudian, ternyata anak muda itu dinyatakan sebagai pemenang pada Tama Talent yang digelar di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Saya sendiri sempat menyaksikan Roger Carter tampak mengoyang-goyang kepalanya di meja juri ketika menilai.
Pemuda Jepang itu menjadi buah bibir, kabar visa-nya ditolak juga sampai kepada John DeNovi, salah seorang President DCI yang kemudian menyampaikan bahwa ia bersedia membantu Rikiya untuk mendapatkan visa Amerika.
Namun ketika saya menyampaikan kabar itu kepada Rikiya, dengan sopan ia menolak tawaran dari orang yang selalu berhasil menggaransi insan drum korp yang hendak bermain di Amerika.
"Terima kasih atas kemurahan hati Anda, saya akan menyelesaikan misi saya di Asia," katanya.
Nampaknya Sang Juara dari negeri Sakura itu, tidak ingin hadiah yang ia dapatkan didapat begitu mudah, tanpa kerja keras dan usahanya sendiri. Banzai Rikiya Nakamoto! (*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Sucitra De, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Serang dan sekitarnya. Baca juga berita-berita lainnya di: Alasan Keluarga Jokowi Pilih Tanggal 8 November Sebagai Hari Pernikahan Kahiyang