Ribuan Anak Korban Konflik Aceh Butuh Beasiswa

Rabu, 03 Februari 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Ribuan anak korban konflik Aceh saat ini, membutuhkan beasiswa pemerintah untuk melanjutkan pendidikan, baik yang sedang menimba ilmu agama di pesantren maupun perguruan tinggi.

"Sudah kita input sekitar empat ribu anak korban konflik yang belajar di pesantren, dan yang menjalani pendidikan S1 dan S2 itu ada sekitar 2.500 orang," kata Kepala Badan Reintegrasi Aceh (BRA), di Banda Aceh, Selasa (2/2).

Fakhrurrazi mengatakan, anak korban konflik yang dimaksud itu adalah anak mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), tahanan politik dan narapidana politik (Tapol/Napol), serta warga sipil yang juga menjadi korban saat konflik Aceh silam.

Baca Juga:

Kemendikbud Buka Pendaftaran Beasiswa Unggulan, Ini Persyaratannya

Ia mengatakan, pihaknya sebagai lembaga penguatan perdamaian Aceh tidak memiliki anggaran untuk memberikan beasiswa kepada anak korban konflik tersebut. Karena itu, pihaknya merencanakan kerjasama atau membuat MoU (nota kesepahaman) dengan instansi yang memiliki mata anggaran bantuan pendidikan dalam hal ini Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPDSM) Aceh.

Dalam kerjasama itu nantinya, BRA hanya memberikan rekomendasi nama-nama anak korban konflik Aceh yang dinilai memenuhi syarat menerima beasiswa.

"Kerjasama ini kami memberikan data kepada BPSDM, dan nanti kita akan buat MoU sehingga realisasinya tepat sasaran," ujarnya.

Selain itu, memberikan rekomendasi penerima beasiswa tersebut kepada pemerintah di 23 kabupaten/kota se Aceh.

"Kondisi pendidikan anak korban konflik secara umum masih membutuhkan perhatian dan uluran tangan pemerintah Aceh, dan kabupaten/kota. Kita berharap bantuan itu dapat diberikan," kata Fakhrurrazi.

Peta Aceh. (Foto: Tangkapan layar)
Peta Aceh. (Foto: Tangkapan layar)

Kepala BPSDM Aceh Syaridin menyatakan, pihaknya segera membuat MoU dengan BRA dalam rangka merealisasikan program beasiswa anak korban konflik pada tahun anggaran 2021 secara tepat sasaran.

"Dalam MoU itu nantinya salah satu yang kita tuangkan yaitu kita ikut sertakan pihak BRA untuk verifikasi lapangan agar beasiswa itu tepat sasaran," kata Syaridin.

Syaridin menuturkan, beasiswa yang akan diperuntukan bagi anak-anak korban konflik itu nantinya terbagi dua jenis, pertama untuk diploma bekerjasama dengan Politeknik Aceh, dan program sarjana.

"Kalau kita dapatkan ada anak korban konflik dengan kriteria yang memenuhi, maka dia sudah memenuhi persyaratan sebagai penerima beasiswa," ujarnya dikutip Antara. (*)

Baca Juga:

Perhimpunan INTI Lepas 50 Penerima Beasiswa ke Tiongkok

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan