Restoran Prancis Sajikan Larva Kumbang, Enek atau Enak?

Jumat, 04 Juni 2021 - Ikhsan Aryo Digdo

LARVA kumbang atau ulat hongkong tersaji bersama bunga-bunga indah di atas piring. Ini bukan uji nyali, tapi merupakan gambaran makanan masa depan yang bernutrisi. Chef Laurent Veyet bukan hanya menyajikan larva dari kumbang dengan nama latin Tenebrio molitor itu saja.

Koki dari restoran Inoveat di Paris itu juga membuat menu salad udang dengan ulat tepung kuning, serangga renyah di hamparan sayuran, dan belalang berlapis cokelat. "Ini hidangan yang ideal untuk pemula," kata Veyet sambil menyiapkan sajian pasta yang dibuat dengan tepung ulat, ubi jalar, dan larva kumbang yang ditumis, dikutip dari Reuters.

Baca juga:

Enggak Sulit Menemukan Resto Prancis Di Jakarta

"Ada beberapa rasa yang sangat menarik. Tidak banyak orang yang bisa mengatakan bahwa mereka tidak menyukainya," ujarnya.

The European Food Safety Agency (EFSA) pada Januari menyatakan ulat Hongkong tersebut layak untuk dikonsumsi manusia dan pada Mei menyetujui penjualannya di pasaran. Badan tersebut telah menerima lebih dari selusin pengajuan lain untuk produk makanan berbasis serangga, termasuk jangkrik dan belalang.

EFSA pada bulan Mei menyetujui penjualan ulat hongkong di pasar Eropa. (Foto: rasset.ie)

Tidak seperti daging merah, ulat Hongkong, dan serangga secara umum, dapat menjadi sumber protein sekaligus makanan berkelanjutan yang rendah emisi karbon untuk masa depan.

Veyet menumbuhkan larva kumbang itu sendiri, memberi mereka bubur gandum dan sayuran. Meskipun ulat ini mungkin terlihat seperti belatung yang tidak menggugah selera, sebenarnya ia adalah bakal serangga jenis kumbang hitam yang kaya akan protein, lemak, dan serat.

Baca juga:

Mau Hidangan Mewah Prancis dengan Pemandangan Indah London? Restoran Ini Jagoannya

Sebagai bahan serbaguna, ulat Hongkong dapat digunakan utuh dalam kari atau salad, atau digiling untuk membuat tepung untuk pasta, biskuit, atau roti.

Bergizi tapi masih belum dilirik

"Serangga itu bergizi. Mereka benar-benar dapat membantu kita beralih ke pola makan dan sistem makanan yang lebih sehat dan berkelanjutan," kata juru bicara kesehatan dan keamanan pangan di European Commission, Stefan De Keersmaecker.

Bagi Veyet, tantangannya ada dua: memenangkan opini publik dan belajar bagaimana mencocokkan rasa serangga dengan makanan lain. "Harus menemukan rasa yang tepat, kombinasi bahan yang tepat. Ini menarik, koki mana pun akan mengatakan hal yang sama," katanya.

Sajian cantik makanan bergizi tinggi di restoran Inoveat, Paris. (Foto: tmgrup.com)

Meskipun disajikan di restoran Eropa, larva kumbang tersebut merupakan menu yang umum ditemukan di Asia. Namun, tidak demikian di Indonesia. Saat ini, di negara kita, ulat Hongkong hanya menjadi makanan hewan.

Di Indonesia, ulat Hongkong banyak dimanfaatkan sebagai pakan burung kicauan, pakan ikan hias dan berbagai jenis hewan hias lain seperti ular, landak mini, hingga hamster. Bahkan kini, juga dimanfaatkan sebagai pakan untuk budi daya semut rangrang penghasil kroto.

Meski demikian, serapan terbanyak ulat Hongkong masih digunakan untuk pakan burung kicauan pemakan serangga seperti burung kenari, kacer, jalak bali, jalak putih, murai, cucak hijau, pleci, beo, dan lainnya.

Nah, bagaimana? Siap untuk menyambut makanan burung dengan piringmu? (aru)

Baca juga:

4 Restoran Elegan Ini Bikin Menyantap Makanan di Hongkong Jadi Sangat Berkelas

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan