Pakar Ungkap Jenis Masker Terbaik untuk Mencegah Virus

Minggu, 07 Februari 2021 - Raden Yusuf Nayamenggala

SEJUMLAH pakar kesehatan menyarankan pemakaian dua masker. Ini karena varian baru Virus Corona kabarnya lebih mudah menyebar dibanding varian virus sebelumnya.

Sebagian dari para pakar kesehatan berpendapat, masyarakat sebaiknya mengenakan masker bedah, atau masker kain setelah masker bedah, atau pun masker N95 yang dipakai dengan baik.

Baca Juga:

Masker Wajah Mirip Masker Ninja ini Bikin Awet Muda

Ketua Terpilih PB IDI sekaligus Ketua Tim Mitigasi COVID-19 PB IDI, Dr. Muhammad Adib Khumaidi menuturkan, bahwa dirinya tidak merekomendasikan masker kain, karena ketiadaan fungsi filtrasi.

"Kami tidak merekomendasikan masker kain karena fungsi untuk filternya tidak ada," jelas Dr. Adib

Lebih lanjut Dr. Adib mengatakan "(Kita) harus melihat kondisi di mana kita berada, kalau sebagai tenaga medis memang disarankan N95. Ini pun tidak boleh dipakai terus menerus."

Pakai masker sesuai dengan kebutuhan (foto: Pixabay/viarami)

Meski begitu, Adib mengingatkan, masker bedah atau N95 sebaiknya tidak digunakan lebih dari 4-5 jam. Karena, fungsi perlindungannya dapat menurun seiring waktu pemakaian.

Masker sejatinya menghalangi partikel air liur yang keluar dari mulut dan hidung. Diyakini partikel-partikel tersebut bisa membawa virus COVID-19 dari satu orang ke orang lainnya. Jadi, memakai masker sangat membantu untuk menghentikan penyebaran virus berbahaya tersebut.

Baca Juga:

Burberry Luncurkan Masker Keren Seharga Rp1,7 juta

Seperti dilansir ANTARA, menurut Scientific American, dari sisi perlindungan masker N95 lebih baik memblokir, setidaknya 95% partikel kecil di udara. Termasuk partikel berdiameter tiga persepuluh mikron.

Sementara itu, masker kain berguna untuk melindungi orang lain, dengan menjaga partikel-partikel itu keluar dari udara. Tujuan pemakaiannya agar tetesan infeksi di udara tidak sampai hidung atau mulu.

Kemudian, untuk masker bedah, menurut tinjauan studi dalam jurnal The Lancet pada Juni 2020, bisa memblokir lebih sedikit partikel terkecil. Tetapi menawarkan lebih banyak perlindungan bagi pemakainya, daripada masker kain satu lapis.

Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, dalam prinspnya mengenakan masker kain tiga lapis dengan tingkat kerapatan benang tinggi itu tidak salah (Foto: Pixabay/farbsnthese)

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) sekaligus epidemiolog Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, dalam prinsipnya mengenakan masker kain tiga lapis dengan tingkat kerapatan benang tinggi itu tidak salah.

Pada beberapa kasus, masker kain berkualitas lebih bagus bisa menyaring hampir 50% partikel halus, yang berdiameter kurang dari 1 mikron.

Seperti yang diketahui, virus corona berdiameter sekitar 0,1 mikron. Memiliki karakter aerosol yang berukuran lebih kecil dari 5 mikron dan tetesan yang lebih besar.

Mengenai rekomendasi masker, menurut Popular Science, masyarakat umum sebaiknya mengenakan masker kain setelah masker bedah, bisa menjadi pilihan terbaik. (Ryn)

Baca juga:

Bikin Heboh, Pria Pakai Masker dari Emas Padat

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan