Proyek Infrastruktur Jokowi Bikin Utang Membengkak? Ini Alasannya
Selasa, 25 Agustus 2015 -
MerahPutih, Bisnis-Pemerintah diminta mempertimbangkan kembali proyek-proyek jangka panjang yang dibiayai utang. Dengan pertimbangan kondisi ekonomi sekarang kebijakan tersebut dikhawatirkan akan membebani keuangan negara.
Analis Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Dani Setiawan mengatakan utang pemerintah tahun 2015 ini sudah mencapai Rp2.800 triliun terdiri dari pinjaman dan Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp4.000 triliun yang merupakan pinjaman pemerintah dan swasta. Sementara cadangan devisa hanya US$108 miliar atau Rp1.511 triliun dengan kurs rupiah saat ini. Posisi rupiah saat ini akan membebani defisit anggaran dan pembayaran bunga utang dan pokok utang pemerintah.
"Proyek-proyek yang direncanakan pemerintah tidak berhubungan langsung dengan perekonomian masyarakat tapi para pengusaha yang mengerjakan proyek-proyek tersebut," kata Ketua Koalisi Anti-Utang itu kepada merahputih.com, Selasa (25/8).
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo merencanakan proyek-proyek infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi semisal mega proyek pembangkit listrik 35.000 Mega Watt (MW), tol laut, kereta cepat atau Trans Jakarta-Bandung, dan rencana pembelian pesawat A350 untuk menambah armada maskapai Garuda. Proyek-proyek ini rencananya akan ditopang pembiayaan dari luar negeri. Padahal, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus tertekan.
Oleh karena itu, Dani menilai kebijakan proyek infrastruktur dan perencanaan perlu pertimbangan mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang sekarang sedang melemah. "Bisa dibayangkan utang negara kita akan semakin membengkak," imbuhnya. (Luh)
Baca Juga:
Program 35.000 MW Modus Pemerintah Buat Masyarakat Senang
Program Gerai Maritim Langkah Awal Tol Laut Jokowi?
Rizal Ramli Punya Alasan Larang Pembelian Airbus A 350