Prilaku Hewan Bisa Deteksi Bencana?
Sabtu, 14 September 2019 -
DIKABARKAN pada laman national geographic, sekitar 500 ribu gempa terdeteksi terjadi di belahan dunia setiap tahun. Sayangnya, hanya beberapa negara saja yang memiliki alat untuk memprediksi gempa. Sisanya? tentu diliputi kekhawatiran.
Sebenarnya ada cara alami yang bisa dijadikan patokan dalam memprediksi bencana terutama gempa. Salah satunya menggunakan insting hewan. Banyak peneliti mencoba memahami perilaku hewan saat terjadi bencana.
Baca juga:
Terlihat Sehat, Makanan Ini Justru Lebih Berbahaya dari Junkfood
Berikut ini prilaku hewan yang dipercaya mampu mendeteksi bencana alam.
1. Deteksi getaran tanah

Sebagian masyarakat China, mempercayai hewan memiliki kemampuan dalam memprediksi gempa. Hal ini dikarenakan insiden Haicheng. Sebelum terjadi gempa berkekuatan 7,3 skala richter, pemerintah China memberi peringatan evakuasi masyarakat lebih dulu. Proses evakuasi dilakukan berdasarkan pengamatan perilaku hewan yang berubah dari biasanya. Terlebih pada hewan-hewan yang menetap di tanah.
2. Perubahan udara

Peninjauan dilakukan oleh peneliti dengan memasang kamera memusatkan pada aktivitas burung. Saat hendak terjadi bencana, burung lebih cepat bergerak dari biasanya. Posisi terbang cukup tinggi dan dilakukan secara berkelompok. Kondisi ini sebagai tanda akan terjadi sesuatu.
Baca juga:
3. Evakuasi lebih dulu

Sekumpulan hewan berpindah tempat ke dataran atau lautan yang lebih menenangkan. Lansiran dari berbagai sumber, hewan memiliki kepekaan yang lebih sensitif daripada manusia. Hal ini ditunjukkan berdasarkan riset penelitian dan dokumentasi yang merekam perubahan tingkah laku atau kebiasaan.
4. Perubahan tingkah laku hewan

Jelang bencana alam, sekumpulan hewan memperlihatkan tingkah laku tak seperti biasanya. Pada anjing, pertanda diberikan melalui suara gonggongan. Sementara tikus, ular, musang atau katak berbondong-bondong meninggalkan sarang beberapa hari sebelum bencana alam terjadi.
Baca juga:
Meski begitu, perilaku hewan belum dapat dipastikan keterkaitannya dengan bencana alam. Seismolog Amerika mengolah informasi secara skeptis melalui survei. Pada 1970an, juga dilakukan penelitian pada otak anjing.
Menurut USGS pada national geographic, hewan akan bereaksi saat merasa kelaparan, terancam predator dan jelang perkawinan. Maka dari itu, penelitian ini tidak memberikan bukti konkret. (dys)