Presiden Tolak Tawaran Pertukaran Tahanan Australia
Sabtu, 07 Maret 2015 -
MerahPutih Internasional - Pemerintah Australia melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) Julie Bishop telah menawarkan pertukarana tahanan (prisoner exchange). Australia berencana menukar tiga tahanan WNI dengan dua warganya, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, yang terancam eksekusi mati sebagai terpidana narkoba. Namun dengan tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tidak akan menerima tawaran itu.
“Tidak ada (barter tahanan),” kata Presiden Jokowi saat ditanya warta di sela-sela perayaan Cap Go Meh di Bogor, Kamis (5/3) sore, seperti dikutip dari setkab. Hal yang sama kembali ditekankan Presiden Jokowi saat dijumpai di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menjelang keberangkatannya untuk melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur, pada Jumat pagi tadi (6/1). (Baca: TNI dan BIN Siap Amankan Eksekusi Mati Duo Bali Nine)
Seperti dikutip dari setkab, kendati menolak tawaran Australia, Presiden Jokowi menegaskan, hubungan baik akan tetap dijaga dengan batasan-batasan yang harus dihormati bersama. “Kita sahabat baik kok. Ini wilayah lain, masalah hubungan baik, sahabat baik, tetangga baik tetap sama,” ujar Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, hubungan baik dengan negara sahabat tetap memiliki batasan yang tidak bisa diganggu gugat satu sama lain. “Kedaulatan hukum tetap kedaulatan hukum, kedaulatan politik tetaplah kedaulatan politik,” tegasnya. (Baca: Foto Dua Terpidana Mati Bali Nine Beredar di Jejaring Sosial)
Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan reaksi keras yang disampaikan Pemerintah Australia terkait rencana eksekusi hukuman mati kepada dua warga mereka. Ia menegaskan, hukuman mati adalah hukum kedaulatan Indonesia.
Menurut Presiden Jokowi, kejahatan narkoba di tanah air sudah sangat masif akibat praktik peredaran narkoba yang dilakukan para bandar dan mafia internasional.
Presiden menyebutkan, sudah jutaan orang meninggal karena narkoba, jutaan yang lain menjalani rehabilitasi, dan banyak di antaranya sudah tak mungkin bisa disembuhkan. “Korban-korbannya lihat, 4,5 juta. Jangan hanya dilihat yang dieksekusi saja,” pungkas Jokowi.