Prabowo Pengin Ada Universitas Militer, Baru Terwujud di Era SBY
Rabu, 20 November 2019 -
Merahputih.com - Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menginginkan adanya sekolah atau universitas berbasis pertahanan militer. Keinginannya tersebut akhirnya terpenuhi di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2009.
"Beliau cerita ingin ada universitas militer, dan itu tercapai di era pak SBY," kata Dosen Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) Letjen TNI (Purn) Yoedhi Swastanto.
Baca Juga:
Anggaran Pertahanan Masuk Kategori Rahasia Negara, Prabowo Enggan Buka-bukaan
Hal itu disampaikan Yoedhi saat seminar Pasis Dikreg XLVI Sesko TNI Tahun Anggaran 2019 di gedung Sesko TNI, Jalan Martanegara, Kota Bandung, Rabu (20/11).
Yoedhi juga menyebut Prabowo Subianto menaruh perhatian khusus terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang pertahanan.
Hal tersebut terbukti setelah adanya kunjungan Prabowo ke Unhan usai dilantik menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo. Kunjungan tersebut merupakan tujuan pertama Prabowo sebagai Menhan.
"Kenapa kunjungan Menhan pertama ke Unhan, itu karena beliau memberikan atensi kepada kompetensi sumber daya manusia," jelas Yoedhi.
Menhan Prabowo Subianto dan Dubes AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr (Foto: Twitter @Kemhan_RI)
Kualitas SDM dalam strategi pertanahan nasional merupakan salah satu unsur penting. Oleh karena itu, dibutuhkan tata kelola yang baik untuk menjalankan strategi pertahanan yang baik.
"Dalam rangka pembangunan, diperlukan tata kelola sehingga postur ketahanan akan baik. Dialam perang itu hanya ada medali emas, kalah atau menang," kata dia.
Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Kadarsyah mengatakan bahwa ITB sudah menyiapkan berbagai teknologi yang dapat mendukung di bidang pertahanan.
Baca Juga:
Rapat dengan Komisi I, Prabowo Tegaskan Pertahanan Indonesia Bermasalah
Menurut dia, ITB telah menyiapkan sebanyak 71 produk yang dapat mendukung industri pertahanan dan keamanan (hankam). Produk-produk itu meliputi drone untuk pertahanan udara, kapal selam untuk pertahanan laut hingga teknologi berbasis digital yang dapat digunakan untuk kerja intelijen dalam keamanan siber.
"Kami di ITB berpikiran ekosistem penelitian hankam sangat penting. Merupakan keniscayaan di ITB melakukan kerja sama, penelitian dan pengembangan dengan berbagai pihak terkait, industri untuk mendukung TNI-Polri, Kementerian dan lembaga lain. Ini yang dijalankan dan berujung produk komersial dan Hankam," kata Kadarsyah. (*)