Prabowo Jadikan WNA Bos BUMN, Pengamat: Bukti Kualitas Pejabat BUMN Sekarang Tidak Kompeten

Senin, 20 Oktober 2025 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang membuka peluang bagi warga negara asing (WNA) untuk menduduki jabatan direksi di badan usaha milik negara (BUMN) memicu perdebatan publik.

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menyebut kebijakan ini sebagai cerminan lemahnya kualitas sumber daya manusia di lingkungan BUMN.

“Kualitas pejabat, khususnya di BUMN, tak kompeten, standar dan biasa-biasa saja. Buktinya, aturan baru Presiden mengizinkan WNA menjadi direktur utama BUMN,” ujar Jerry, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (20/10).

Baca juga:

Kejagung Tegaskan WNA Bos BUMN tidak Kebal Hukum di Indonesia, Apalagi Kasus Korupsi

Meski mengkritik, Jerry memuji langkah Presiden Prabowo yang menghapus dana tantiem dan memangkas jumlah komisaris menjadi lima orang demi efisiensi anggaran.

Menurut dia, saat sekitar 52 persen BUMN merugikan negara akibat dikelola oleh orang-orang yang tidak kompeten, dengan kerugian rata-rata Rp50–60 triliun per tahun.

Jerry juga menyoroti tingginya gaji direksi dan komisaris BUMN yang bisa mencapai Rp200 juta per bulan, namun praktik korupsi tetap marak. “Gaji mereka bisa mencapai Rp200 juta per bulan, bahkan lebih, tapi tetap saja korupsi,” tandasnya.

Baca juga:

2 Syarat WNA Ekspatriat Boleh Jadi Bos BUMN Versi Legislator

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa ekspatriat kini diperbolehkan memimpin BUMN sebagai bagian dari strategi mencari talenta global.

“Saya sudah mengubah peraturannya. Sekarang, ekspatriat (non-WNI) bisa memimpin BUMN kita,” kata Prabowo saat berdialog dengan Steve Forbes dalam Forbes Global CEO Conference di Jakarta, beberapa hari lalu.

Terbaru, sudah ada dua WNA yang ditunjuk menjadi pejabat di perusahaan pelat merah, yakni di jajaran direksi BUMN Garuda Indonesia.

Baca juga:

2 WNA Jadi Petinggi BUMN, Ini Kata Danantara

Ekspatriat di tubuh Garuda Indonesia itu Neil Raymond Mills yang pernah menjadi petinggi Air Italy, Green Africa Airways, hingga Scandinavian Airlines. Satu nama lainnya Balagopal Kunduvara yang berpengalaman menjabat di Singapore Airlines. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan