Ketika Satwa-satwa di Kebun Binatang Turut Terdampak COVID-19, Mari Berdonasi

Kamis, 14 Mei 2020 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Pandemi COVID-19 yang berlangsung lebih dari dua bulan, berimbas terhadap semua sendi kehidupan. Tak terkecuali para hewan yang ikut merasakan sulitnya hidup ditengah penutupan sejumlah kebun binatang.

Ketua Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) Rahmat Shah mengatakan, pihaknya membuka donasi 'food for animal' yang bertujuan membantu para pengelola kebun binatang untuk menyediakan pakan bagi para hewan yang kesulitan.

"Masyarakat dipersilahkan jika ingin membantu. Kami sangat berterima kasih," kata Rahmat kepada Merahputih.com di Jakarta, Kamis (14/5).

Baca juga:

Gemasnya Tingkah Hewan Saat Manusia Harus di Rumah Saja karena COVID-19

Donasi dapat disalurkan melalui rekening donasi PKBSI pada Bank BNI Nomor : 955 955 206 a.n Perhimpunan Kb. Binatang Se Indonesia. Sampai saat ini, respon masyarakat terhadap donasi tersebut. Buktinya, donasi sudah terkumpul banyak. "Sudah mencapai Rp 1,5 miliyar," kata Rahmat.

Bantuan dari masyarakat pun cukup banyak. "Ada yang nyumbang bisa sampai Rp 45 juta. Masyarakat banyak mengantar daging sapi dan ayam. Ini ketua MPR Bambang Soesatyo akan ngantar ribuan ayam," ungkap dia.

Donasi ini akan berlangsung sampai pandemi corona berakhir dan kebun binatang yang tersebar di seluruh Indonesia sudah berjalan normal kembali. "Bantuan ini akan kami distribusikan ke seluruh kebun binatang," jelas Rahmat yang juga ayah dari artis, Raline Shah ini.

Rahmat Shah membeberkan, dari 57 kebun binatang yang tergabung dalam PKBSI dari Aceh sampai Papua hanya 92 persen saja memiliki kemampuan memberi pakan selama satu bulan.

Sedangkan 5,2 persennya mampu memberi pakan 1-3 bulan dan KB yang bisa bertahan untuk penyediaan pakan lebih dari tiga bulan hanya berkisar 2,63 persen. "Jadi satu bulan kita membutuhkan biaya untuk pakan Rp50 miliar sampai Rp100 miliar untuk lembaga konservasi memberikan pakan kepada hewan-hewan di sana," ungkapnya.

Ia menjelaskan, keberadaan Lembaga Konservasi di Indonesia mampu menyerap 22 ribu tenaga kerja. Mereka memiliki fungsi sangat luar biasa sebagai benteng terakhir penyelamatan satwa dari kepunahan. Juga tempat penitipan satwa milik negara, sebagai tempat konservasi, edukasi, riset, dan tempat rekreasi yang layak, sehat, mendidik, dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat.

Kebun binatang juga telah banyak membantu Pemerintah melalui kontribusi Pajak Asli Daerah (PAD) dan berbagai kalangan dalam dan Luar Negeri dalam memelihara satwa.

"Kami memberikan banyak multiefek keuntungan mulai dari arung-warung kaki lima, souvenir, penjual tahu, tempe, pecel, sampai dengan dunia usaha seperti perhotelan, restoran, kafe, peternakan, pertanian/perkebunan, dll yang telah mendapat keuntungan dari keberadaanya," jelas Rahmat.

Namun, sejak kondisi pandemi yang mengancam 4.912 Jenis dengan jumlah 68.933 individu, mayoritas kebun binatang melakukan penghematan. "Kami mulai penghematan dan makan secukupnya. Kan inome dari tiket nol income. Ini beda sama usaja lainnya. Kebun binantang meski tutup tapi ada satwa yang perlu dirawat," imbuh dia.

Para pengunjung menikmati Taman Satwa Taru Jurug Solo
Pengunjung menikmati hiburan hewan gajah di TSTJ Solo, Jawa Tengah sebelum pandemi COVID-19. (MP/Ismail)

Ia mengungkapkan bahwa sudah hampir 2 bulan sejak merebak pandemik COVID-19, seluruh kebun binatang di Indonesia ditutup. Kondisi ini membuat pakan semakin menipis dan keberlangsungan hidup satwa turut terancam.

Bahkan, Rahmat menegaskan bila dalam 2 sampai 3 bulan ke depan operasional kebun binatang masih tutup serta tidak ada bantuan pangan, maka skenario terburuk yakni mengorbankan satwa lain untuk pakan hewan lainnya.

"Langkah ini merupakan langkah terakhir bila memang stok pangan menipis, sebab kita harus mempertahankan hampir 100 satwa yang dilindungi dan kian langka," ujar pria yang dikenal hobi merawat hewan langka ini.

Rahmat mengatakan satwa yang menjadi korban merupakan hewan yang tidak dilindungi serta over-populasi seperti rusa.

"Jadi yang dikorbankan hewan yang sudah tua dan sehat serta over-populasi seperti rusa yang akan diberikan ke hewan karnivora misalkan Harimau Sumatera, macan tutul, dan lainnya. Namun langkah ini merupakan langkah terakhir ya," tegasnya.

Sementara, kini mayoritas tenaga kerja dari 22 ribu, dirumahkan. "Kalau pekerja dirumahkan semua. Februari tutup. Ada sistem dikasih kerja datang dikasih Rp 50 ribu, ada dirumahkan sampai pandemi selesai," jelas Rahmat.

Rahmat mengakui, kebutuhan tiap kebun binatang berbeda. " Kebutuhaan beda beda tiap kebun. Harus diakui, kontribusi mereka besar. Kami bisa sunbang pajak hingga Rp 300 miliyar," terang Rahmat.

"Kami biasanya saat lebaran panen besar bisa melakukan renovasi. Tapi tidak untuk tahun ini," tambah dia.

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA] 7 'Stigma' tentang COVID-19

Kesulitan ini juga dirasakan kebun binatang sekelas Taman Safari Indonesia yang juga masuk anggota PKBSI. Meski paling besar, mereka tak bisa ikut membantu kebun binatang lain melalui subsidi silang, karena mengalami kesulitan akibat corona.

"Taman safari juga menjerit. Keuntungan mereka juga jatuh. Ini dirasakan semua kebun binatang," terang Rahmat.

Rahmat berharap, pemerintah melalui Presiden Joko Widodo peduli terhadap keberlangsungan hidup para satwa dan kebun binatang. "Harapan saya kepada presiden dan pemerintah. Harapan kali ini mohon bantuan. Dan pak Presiden peduli. Harapan dan doa masyarakat. Kami terima kasih sekali jika ada yang peduli dan mau membantu," harap dia. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan