Perhitungan Belum Rampung, Demo Bermunculan di AS
Jumat, 06 November 2020 -
MerahPutih.com - Lima negara bagian, Alaskan, Nevada, Arizona, Georgia, North Carolina, dan Pennsylvania masih belum rampungkan perhitungan Pilpres Amerika Serikat. Total dari 5 negara bagian ini, ada sekitar 71 suara elektoral atau elektral collage.
Paling tidak, sampai 6 November 2020, jam 06.00 WIB, Joe Biden masih unggul dengan 253 suara elektoral dan 73 juta suara warga AS. Sedangkan Donald Trump mencapau 214 suara elektoral dengan dukungan 69,1 juta suara warga Amerika.
Sementara itu, demonstrasi bermunculan di berbagai kota di AS, yang pro dan kontra untuk menyerukan penghitungan atau menghentikan perhiutungan kertas suara. Seperti, pendukung Trump yan berkumpul di luar pusat-pusat penghitungan suara di Michigan dan Arizona.
Baca Juga:
Presiden Terpilih AS tidak Miliki Pengaruh Besar Terhadap Indonesia
Di New York, polisi menangkap puluhan orang pada Rabu (4/11) malam setelah demonstrasi yang sebelumnya berlangsung damai berakhir dengan kericuhan dimana sekelompok kecil orang berupaya menunggangi protes dengan membakar sampah dan melakukan bentrok dengan petugas.
Dilansir VOA Indonesia, para demonstran juga berpawai di Chicago, Los Angeles, Seattle, Houston, Pittsburgh, Minneapolis dan San Diego. Selain menyerukan agar seluruh suara dihitung, demonstran juga menyoroti ketimpangan rasial.
Di Oregon, Gubernur Kate Brown mengaktifkan Garda Nasional. Sementara polisi di Portland menetapkan protes di sana sebagai kerusuhan dan melakukan penangkapan. Kota itu menjadi lokasi protes hampir setiap malam menentang ketidakadilan rasial dan polisi kerap mengeluarkan pernyataan mengenai kerusuhan.
Para pendukung Presiden Donald Trump menuju ke sebuah pusat penghitungan suara di Detroit, Michigan, untuk menuntut dihentikannya penghitungan suara. Mereka yang mengikuti unjuk rasa belakangan di Phoenix, Arizona, berteriak-teriak, “Hentikan pencurian.”
Sampai Jumat, 6 November 2020 jam 06.00 WIB, belum ada pengumuna resmi pemenang pilpres AS. Tetapi, Presiden Trump sudah melontarkan klaim mengenai kecurangan dan Partai Republik mengajukan banyak gugatan hukum terkait pemilu.
Baca Juga:
Electoral College, Penentu Kemenangan Presiden AS