Perayaan Imlek Jadi Simbol Akulturasi Berbagai Budaya di Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menghadiri perayaan Imlek 2025 bersama warga dalam Festival Pecinan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada Rabu (29/1).

Teguh menyebutkan, perayaan Imlek memiliki makna mendalam sebagai perwujudan rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan sepanjang tahun.

Perayaan Imlek sekaligus merupakan simbol harapan masyarakat akan keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan pada tahun yang baru.

Untuk itu, Pj Teguh mengatakan, kegiatan untuk merayakan Imlek seperti ini menjadi simbol Jakarta yang ramah dan menerima keanekaragaman budaya maupun agama.

Baca juga:

Fang Teh, Tradisinya Pagi Hari Pertama Tahun Baru Imlek Simbolkan Harapan Keberuntungan

"Jakarta adalah miniatur Indonesia yang multikultur. Maka kita harus berkomitmen mewujudkan Jakarta sebagai rumah kita semua. Rumah bagi semua agama dan semuanya. Kita ingin menjadikan Jakarta sebagai contoh bagi Indonesia yang inklusif, nyaman, dan aman," ungkapnya.

Ia menambahkan, tradisi yang ada di Jakarta merupakan akulturasi berbagai budaya, termasuk budaya Betawi yang merupakan akulturasi dari budaya Tionghoa.

"Kemarin kita juga sudah melaksanakan Festival Bandeng. Itu juga tradisi Tionghoa, mengantar bandeng ke rumah saudara dan orang tua saat perayaan Imlek. Dan ini akan kita teruskan," ujarnya.

Penyelenggaraan Festival Pecinan menjadi upaya bersama untuk melestarikan tradisi dan budaya masyarakat Tionghoa Indonesia dalam merayakan tahun baru Imlek.

Perayaan tahun baru Imlek juga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keragaman budaya masyarakat Nusantara.

Mengambil tema "Akulturasi Budaya Tionghoa Peranakan Nusantara", Festival Pecinan tersebut merepresentasikan tradisi budaya Tionghoa peranakan yang telah berpadu dengan budaya lokal. Salah satunya budaya Betawi yang tercermin dalam berbagai wujud, mulai dari kesenian, pakaian khas, hingga ragam kuliner.

Selaras dengan perayaan Tahun Baru Imlek, Festival Pecinan diharapkan menjadi ajang untuk menguatkan nilai persatuan dan toleransi.

"Dan kerukunan yang merupakan fondasi penting untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang berbudaya, inklusif, dan berkelanjutan, terutama dalam menyongsong lima abad Kota Jakarta," katanya. (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan