Peran Pria tidak Tergantikan bagi Womanpreneur
Kamis, 08 Maret 2018 -
PROFESI pengusaha tidak memandang gender. Baik pria maupun perempuan, memilih profesi sebagai pengusaha sah-sah saja. Terutama wanita yang kebanyakan memilih menjadi seorang pengusaha untuk membantu pemberdayaan ekonomi keluarga. Fleksibilatas waktu membuat mencari nafkah dan urusan rumah tangga seimbang.
Pengusaha wanita, atau womanpreneur kebanyakan juga datang dari para wanita karier. Memutuskan resign dari kantor merupakan pilihan sulit untuk mereka. Akan tetapi, saat menjalani kehidupan sebagai pengusaha seakan membangun kembali rasa percaya diri mereka dengan potensi besar yang dimiliki.
Seperti misalnya wanita yang memutuskan bergabung untuk menjadi reseller produk rumah tangga ternama. Tidak selalu berkarier secara formal yang bisa membangun percaya diri.
"Potensi perempuan itu luar biasa. Pada saat bergabung (dengan kami) mereka seperti menemukan jati diri mereka," papar Nining Purnama, Presisiden Tupperware Indonesia, saat ditemui Merahputih.com di kawasan Epicentrum, beberapa waktu lalu.
Rasa percaya diri semakin terbangun karena adanya jasa yang diberikan kepada keluarga. Dalam hal ini mereka turut menjadi bagian penopang ekonomi keluarga.
Walaupun pekerjaan tersebut tidak menyeluruh, alias part time. Layaknya sambil menyelam minum air, di samping mengurus rumah tangga keluarga, perekonomian tetap stabil dengan adanya sumbangsih.
"Ketahanan ekonomi keluarga terbantu secara aktif walaupun part time," tambah Nining.
Terkait dengan hal itu, bukan berarti womanpreneur berperan secara individual. Dukungan tetap diperlukan. Tidak lain dari sang suami tercinta.
Bukan membantu secara terus-menerus. Di sini suami menjadi pelengkap usaha yang dimiliki istri. Seperti misalnya mengatur pendistribusian barang hingga pemasukan dan pengeluaran hasil penjualan.
"Banyak juga suami yang membantu istirnya (usaha). Sehingga suami mengatur dari cash flow hingga mengatur barang," imbuhnya.
Peran suami memang tidak tergantikan dalam segi apapun. Terlebih bila sang istri memiliki bisnis. Dukungan tetap harus diberikan suami. Bukan cuma doa saja, melainkan dengan berbagai tindakan nyata.
Pada tanggal 8 Maret 2018 ini juga bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional. Mari beri dukungan untuk wanita, karena yang diinginkan wanita hanyalah dimengerti, tidak lebih. Selamat Hari Perempuan Internasional! (Ikh)
Baca juga artikel mengenai Hari Perempuan Internasional lainnya di sini:
Kesetaraan Gender Bukan Soal Kompetisi