Kamu Perlu Break dari Media Sosial
Jumat, 12 November 2021 -
MEMANG, hanya jari jemari yang bergerak. Meski begitu, konten yang hadir di media sosial mampu membuat jantung seseorang lebih keras berdetak, perasaan bergejolak, dan panic attack yang menggertak.
Dikutip dari Insider, sebuah studi menunjukkan bahwa terlalu lama scrolling di media sosial mampu meningkatkan rasa stres, kecemasan, dan depresi. Hyper personality yang tercipta di dunia maya, terutama media sosial, sering membuat ekspektasi kita terhadap suatu hal meningkat. Alhasil, mengarahkan pada rasa tidak aman (insecure), membanding-bandingkan kehidupan, bahkan merusak ketenangan dan kepercayaan diri seseorang.
"Di satu sisi, (media sosial) membantu kita untuk terkoneksi satu sama lain dan mengatasi kesepian, yang mana baik untuk kesehatan kita karena beberapa studi menunjukkan bahwa isolasi sosial dan kesepian bisa menimbulkan efek negatif bagi kesehatan," ungkap psikiater anak dan remaja di Massachusetts General Hospital Neha Chaudhary, MD.
"Di sisi lain, media sosial seringkali berkaitan dengan cyberbullying, perbandingan sosial, dan fenomena lainnya yang bisa merusak kesehatan dan kesejahteraan kita."
Jika media sosial sudah menimbulkan dampak buruk, Alisa Ruby Bash, PshD, Terapis Pernikahan dan Keluarga Berlisensi setuju bahwa rehat sejenak dari media sosial bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri. Kamu bisa mematikan notifikasi media sosial, membatasi penggunaan media sosial, dan memprioritaskan self-care atau melakukan aktivitas lain yang menyenangkan bagimu.
Baca juga:
Sayangnya, rehat sejenak dari media sosial seringkali gagal dilakukan. Ketika gabut melanda, sulit rasanya menahan godaan untuk mengecek media sosial. Tidak hanya kamu, para pengguna media sosial di seluruh dunia cenderung sudah terbiasa menghabiskan waktu scrolling media sosial setiap hari.
Bahkan, data dari digitalmarketing.org menunjukkan bahwa lebih dari 3,96 miliar orang di seluruh dunia menggunakan media sosial, dan setidaknya menghabiskan 144 menit scrolling setiap hari.
Sebenarnya sayang apabila hampir 2,5 jam waktu dalam satu hari harus dihabiskan di depan perangkat digital. Padahal ada sejuta hal indah yang bisa dinikmati di sekelilingmu seperti menghabiskan waktu dengan keluarga, traveling, deep conversation dengan pasangan atau sahabat, dan melakukan self-care.
Chaudhary mengatakan bahwa untuk memastikan media sosial memiliki pengaruh positif bagi kesehatan, penting untuk bisa menyadari bagaimana kamu menggunakannya. Artinya, kamu tahu kapan harus beristirahat dan mengarahkan perhatian ke aktivitas lain.
Jangan sampai kamu kehilangan interaksi tatap muka dengan orang-orang terkasih yang lebih penting daripada teman di dunia maya.
Ada beberapa cara untuk rehat dari media sosial, salah satunya adalah mematikan notifikasi dan mengajak orang-orang yang sering kamu ajak ngobrol di media sosial untuk bertemu secara langsung.
Kamu juga bisa meletakkan ponselmu sejauh mungkin ketika malam hari untuk mencegah bermain media sosial sebelum tidur. Tanpa penggunaan perangkat elektronik 30 menit sebelum tidur juga bisa membuatmu tidur lebih nyenyak dan berkualitas. (shn)
Baca juga:
Seperti Apa Sebenarnya Hidup dan Pekerjaan Seorang 'Influencer' Media Sosial?