Pengamat: Makin Hari, Prabowo Makin Membabi Buta
Rabu, 08 Mei 2019 -
Merahputih.com - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi menilai manuver politik Capres Prabowo Subianto usai pencoblosan 17 April 2019 terkesan sudah membabi buta. Bahkan cenderung melawan arus utama.
Walau proses hitung manual baru akan diumumkan KPU paling lambat 22 Mei mendatang, Prabowo terkesan tidak mempedulikan keunggulan Jokowi-Ma'ruf Amin yang untuk sementara berselisih 13 juta suara menurut versi real count sementara KPU.
Prabowo juga dinilai telah terjebak dalam keinginan sejumlah elit politik yang sejak awal menskenariokan dirinya pasti menang di kontestasi Pilpres 2019.
"Elit di lingkar politik terdekat Prabowo inilah yang ditengarai politisi Demokrat Andi Arief sebagai genderuwo yang ikut bertanggungjawab terhadap informasi sesat kemenangan 62 % bagi pasangan 02," kata Ari kepada Merahputih.com di Jakarta, Rabu (9/5).
Menurut Ari, jangan heran jika KPU, Bawaslu hingga media nasional tidak dipercaya Prabowo. "Karena institusi-institusi tersebut dianggap Prabowo sebagai penghalang ambisinya,” sebut Ari.
BACA JUGA: Berikan Data Kecurangan Pemilu ke Media Asing, Prabowo Salah Alamat
Pengajar di Universitas Indonesia ini memprediksi kandidat menteri serta pihak-pihak yang kehilangan kesempatan politik jika Prabowo urung memenangi pilpres, akan terus berkelindan memainkan politik akal sehat.
“Ini yang bahaya karena politik tidak dilihat sebagai kompetisi demokrasi yang sehat tetapi hanya memenuhi ambisi sekelompok orang yang membutakan akal sehat," jelas Ari.
Harusnya, lanjut Ari, jika kalah menang dalam pemilu Prabowo mesti menerima dengan sportif.
"Sayangnya hal ini tidak terjadi di pasangan 02,” pungkas Ari. (Knu)