Penembakan Massal Sydney, PM Australia Anthony Albanese Usulkan UU Senjata Nasional yang Lebih Ketat

Senin, 15 Desember 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM — PERDANA Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, Senin (15/12), mengusulkan pengetatan undang-undang senjata api nasional setelah penembakan massal yang menargetkan perayaan Hanukkah di Pantai Bondi, Sydney, yang menewaskan sedikitnya 15 orang.

Albanese mengatakan ia akan mengusulkan pembatasan baru, termasuk mengatur jumlah senjata yang dapat dimiliki seorang pemegang izin. Usul tersebut disampaikan setelah pihak berwenang mengungkapkan pelaku penembakan yang lebih tua, yang merupakan ayah dari dua pelaku bersenjata tersebut, telah mengumpulkan enam senjata secara legal.

“Pemerintah siap mengambil tindakan apa pun yang diperlukan. Termasuk di dalamnya kebutuhan akan undang-undang senjata yang lebih ketat. Keadaan seseorang bisa berubah. Orang bisa teradikalisasi dalam jangka waktu tertentu. Izin senjata seharusnya tidak berlaku seumur hidup,” kata Albanese, dikutip The Korea Times.

Sedikitnya 38 orang dirawat di rumah sakit setelah penembakan pada Minggu (14/12), ketika dua pelaku melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah perayaan di tepi pantai. Para korban tewas termasuk seorang anak perempuan berusia 10 tahun, seorang rabi, dan seorang penyintas Holocaust.

Baca juga:

Indonesia Kutuk Penembakan di i Pantai Bondi Sydney, KJRI Minta WNI Waspada



Kengerian di pantai paling populer di Australia itu menjadi penembakan paling mematikan dalam hampir tiga dekade terakhir di negara yang memiliki undang-undang pengendalian senjata yang ketat, yang terutama ditujukan untuk menarik senapan api cepat dari peredaran. Penembakan massal tersebut, yang disebut Albanese sebagai serangan teroris, telah mengejutkan dan menyayat hati warga Australia serta memicu pertanyaan tentang apakah para pemimpin negara telah berbuat cukup untuk menekan peningkatan antisemitisme.

Para pemimpin komunitas Yahudi dan para penyintas pembantaian itu mengungkapkan rasa takut dan kemarahan, seraya mempertanyakan mengapa kedua pria tersebut tidak terdeteksi sebelum mereka melepaskan tembakan.

“Saya pikir pemerintah federal telah melakukan sejumlah kesalahan dalam menangani antisemitisme. Ketika serangan seperti yang kita saksikan kemarin terjadi, tugas paling utama dan mendasar pemerintah adalah melindungi warganya, sehingga telah terjadi kegagalan yang sangat besar,” kata Alex Ryvchin, juru bicara Australian Council of Executive Jewry.

Menurut Ryvchin, diperlukan penyelidikan tentang bagaimana hal itu bisa dibiarkan terjadi. Penyelidikan mulai berjalan pada Senin.

Para penembak belum diidentifikasi secara resmi dan pihak berwenang tidak mengungkapkan motif yang diduga melatarbelakangi aksi tersebut. Sang ayah, berusia 50 tahun, tewas ditembak, sedangkan putranya yang berusia 24 tahun masih menjalani perawatan di rumah sakit pada Senin.(dwi)

Baca juga:

Penembakan Massal Pantai Bondi Sydney Dilakukan Ayah-Anak, 1 Pelaku Tewas di TKP

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan