Penderita Diabetes Jangan Asal Coba Pengobatan Herbal

Minggu, 21 Januari 2024 - Hendaru Tri Hanggoro

MerahPutih.com - Jumlah penderita diabetes di Indonesia tergolong besar. Data International Diabetes Federation pada 2021 menunjukkan jumlahnya mencapai 10,6 persen dari total penduduk. Ini berarti 1 dari 10 orang Indonesia terkena diabetes.

Hingga saat ini belum ada obat medis yang mujarab untuk menyembuhkan diabetes. Tak mengherankan bila banyak penderitanya memilih alternatif pengobatan herbal.

Dr. dr Tri Juli Edi Tarigan, dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, mengatakan penderita diabetes harus memahami dua hal sebelum mencoba pengobatan herbal.

Baca juga:

Tips Menghindari Diabetes Tipe 2

"Pertama, yang penting dari pengobatan herbal itu ada studi dan bukti bahwa itu aman dan efektif untuk pengobatan," kata dokter Tri Juli dalam diskusi daring (20/1) seperti dikutip Antara.

Pasien diabetes hendaknya mencari informasi tentang bahan-bahan obat herbal sebelum mengonsumsinya. Misalnya dengan membaca hasil penelitian para ahli.

Pasien juga sebaiknya melihat hasil penelitian obat herbal terhada kelompok yang tidak hanya penderita diabetes, tapi juga pada kelompok kontrol atau orang tanpa penyakit diabetes sehingga hasil pengobatan lebih sahih..

Jika pengobatan herbal hanya sebatas testimoni atau berdasarkan pengalaman orang, bukan hasil riset, pasien bisa menimbang ulang mengambil pengobatan tersebut.

"Cari bukti-bukti bahwa pengobatan tersebut memang bermanfaat, jangan berdasarkan testimoni seseorang dan dijadikan dasar untuk mengadopsinya karena metode pengobatan yang tepat itu harus melalui penelitian yang baik," sambung Tri Juli.

Hal kedua adalah pasien harus tetap meminum obat yang telah diresepkan oleh dokter agar tetap bisa menjaga kondisi gula darahnya stabil.

Obat resep dari dokter untuk pasien diabetes biasanya telah disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien. Apabila dihentikan, besar kemungkinan kondisi kesehatannya dapat menurun.

Pada akhirnya, Tri Juli membolehkan pasien menjalani pengobatan herbal. Asalkan telah mempertimbangkan dua hal itu.

"Pengobatan herbalnya boleh dijalankan asal obat yang biasa digunakan jangan disetop," ujar Tri Juli. (dru)

Baca juga:

Bayer Finerenone Bantu Perlambat Progresivitas Diabetes Tipe 2

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan