Pemotongan Pulsa Listrik Terlalu Besar, Menteri Angkat Suara

Senin, 07 September 2015 - Fredy Wansyah

MerahPutih Bisnis - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menuding ada mafia dalam transaksi listrik pulsa. Hal tersebut terlihat dari banyaknya laporan masyarakat yang membeli token pulsa namun terpotong banyak.

"Banyak yang mengadu (masyarakat) masih ada yang belajar jam 8, tapi tiba-tiba listriknya mati. Itu karena apa? Karena tersedot provider. Mereka beli pulsa 100.000 tapi yang tertera hanya 73.000," tuturnya dalam Konferensi pers, di Kantor Kementerian Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin (7/9).

Rizal mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan kejahatan besar karena para provider sengaja memanfaatkan pelanggan yang kesulitan mencari pulsa listrik karena langka.

"Itu kejam sekali, kenapa seperti itu ? Karena beli pulsa listrik ini tidak senudah bell pulsa," sambungnya.

Untuk mengantisipasi kejahatan pemotongan pulsa tersebut, pihaknya meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) agar segera menghentikan mafia-mafia seperti ini. Diharapkan nantinya masyarakat bisa memilih akan menggunakan meteran atau pulsa. Selanjutnya, pihaknya meminta agar masyarakat yang membeli pulsa mendapatkan potongan murah.

"Kami ingin tidak boleh lagi ada monopoli, artinya rakyat bisa punya pilihan mau menggunakan meteran atau pulsa. Lalu kalau pulsanya 100ribu, maksimum biayanya bisa 5ribu, jadi dia beli 100ribu, listriknya bisa 95ribu. Kami mohon dua keputusan ini segera dilakukan," pungkasnya. (rfd)

Baca Juga:

Rizal Ramli: Proyek Pembangunan Listrik 35.000 MW Tidak Realistis

Menko Maritim Rizal Ramli Ingin Pungli di Pelabuhan Jadi Pungutan Resmi

Menko Kemaritiman Rizal Ramli Diminta Segera Terbitkan SK Tim Rajawali Kepret

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan