Pembukaan Bioskop Diprediksi Jadi Blunder jika Anak Buah Anies Lengah

Kamis, 27 Agustus 2020 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengumumkan akan membuka bioskop dalam waktu dekat.

Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah berpendapat, hal paling penting terkait dengan hal itu adalah soal pengawasan yang harus diperketat.

Baca Juga:

Bioskop di DKI Kembali Dibuka, Ini Rekomendasi Satgas Penanganan COVID-19

Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta harus memastikan para pengusaha bioskop sudah siap dalam menjalankan protokol kesehatan, baik bagi karyawan maupun bagi pengguna bioskop.

Pasalnya, jelas Trubus, munculnya klaster-klaster baru di berbagai tempat disebabkan oleh pengawasan yang lemah.

"Kalau memang mau dibuka itu (bioskop) DKI Jakarta harus betul-betul memastikan penegakan protokol, sedangkan selama ini munculnya (klaster) kan persoalannya lemah pengawasan," ujar Trubus kepada wartawan di Jakarta, Rabu (25/8).

Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta bisa menerjunkan para ASN yang ditempatkan di bioskop.

"Bisa saja dibentuk seperti pengawas dari ASN itu, bekerja sama dengan tim gugus COVID-19 bioskop," jelas Trubus.

Suasana bioskop CGV yang tutup di Grand Indonesia, Jakarta, Senin (23/3/2020). Dalam upaya pencegahan penularan COVID-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta  melakukan penutupan sementara kegiatan operasional usaha hiburan dan rekreasi selama dua pekan terhitung tanggal 23 Maret sampai 5 April 2020. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Suasana bioskop CGV yang tutup di Grand Indonesia, Jakarta, Senin (23/3/2020). Dalam upaya pencegahan penularan COVID-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penutupan sementara kegiatan operasional usaha hiburan dan rekreasi selama dua pekan terhitung tanggal 23 Maret sampai 5 April 2020. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.

Pengawasan yang ekstra, katanya, sangat perlu dilakukan mengingat masih tingginya kasus.

Terlebih para pengguna bioskop banyak dari kalangan anak-anak dan orang tua yang notabene rentan terpapar COVID-19.

"Banyak juga yang nonton itu anak-anak atau orang tua. Ini kan rentan COVID-19, meski usia produktif juga rentan," terang Trubus.

Trubus mengatakan, meskipun kapasitas pengunjung bioskop nantinya dibatasi hingga 50 persen, tidak menjadi jaminan tidak adanya penularan COVID-19.

Hal itu berkaca dari kondisi di perkantoran yang telah terbukti menjadi salah satu klaster meski diterapkan pembatasan kapasitas.

Baca Juga:

Dampak Positif dan Negatif Pembukaan Bioskop Saat Pandemi COVID-19

Trubus menambahkan, keputusan dibukanya bioskop tentunya diiringi dengan berbagai pertimbangan dengan ragam risiko.

Bioskop yang kembali dibuka akan menjadi jalan dalam menghidupkan perekonomian.

Di samping itu, para sineas juga diuntungkan dari ditampilkan kembali film-film di bioskop. Namun, risikonya tentu saja soal adanya penyebaran COVID-19 dan kemungkinan muncul klaster baru. (Knu)

Baca Juga:

Pimpinan DPRD Desak Anies Tunda Pembukaan Bioskop di Jakarta

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan