PDIP Sentil Proses Pemilu, Tak Perlu Pemilu dan Pilkada kalau Sarat Manipulasi

Sabtu, 17 Februari 2024 - Hendaru Tri Hanggoro

MerahPutih.com - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Aria Bima menyentil proses Pemilu 2024. Ia mengatakan, pada masa depan tak perlu lagi ada pemilu dan pilkada jika rezim bebas menggunakan kekuasaan sehingga prosesnya sarat manipulasi.

Menurut dia, berbagai kecurangan dan pelanggaran Pemilu 2024 yang tidak ditangani dengan serius akan menjadi preseden bagi penyelenggaraan pemilu dan pilkada selanjutnya.

Aria menilai, penguasa baik di pusat maupun di daerah akan memanfaatkan kekuasaan untuk menggiring atau memanipulasi proses pemilu, sebagaimana yang terjadi pada Pilpres 2024.

"Tidak ada yang bisa melawan rezim kalau melihat betapa proses pemilu sekarang yang manipulatif sejak awal ini seolah dibiarkan terjadi," kata Aria dalam jumpa pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/2).

Baca juga:

TPN Ganjar-Mahfud Kritik Proses Pemilu 2024

"Kalau masih kejadian seperti ini, percuma tahapan pemilu dilakukan, mending oligarki ditunjuk saja biar selesai. Ini mau pakai cara apapun tidak akan bisa dilawan, manuvernya memang untuk memenangkan paslon tertentu," sambung dia.

Menurutnya, tidak perlu ada pemilu lagi atau pilkada jika sistemnya seperti sekarang. Dalam bayangannya, penguasa tidak netral dan menggunakan kekuasaannya untuk memanipulasi sistem pemilu melalui program pemerintah dan pengerahan aparat.

"Kalau pemilu dilakukan dengan sistem seperti sekarang ini, ada politisasi bansos, subsidi pupuk, intimidasi kepada aparat desa melalui dana desa, belum lagi money politic, terus untuk apa kampanye, debat, tim narasi, tim subtansi, tim intelektual dikumpulkan. Tidak ada artinya semua, apalagi dengan closing yang amburadul seperti ini," bebernya.

Lebih lanjut Aria mengatakan, KPU dan Bawaslu seharusnya meminta maaf atas penyelenggaraan pemilu yang buruk dan hanya menjadi ajang membuang uang negara.

"Kalau kondisi seperti ini, manipulatif dan tidak ada netralitas dari pemerintah, saya tanya kita masih perlu ada pemilu enggak? Karena sederhana, pakai saja dana desa, ancam kepala desa, tidak perlu paslon berdebat visi-misi, buat kampanye terbuka, dan lain-lain. Toh, hasilnya sudah ketahuan," pungkasnya. (Pon)

Baca juga:

TPN Apresiasi Temuan Bawaslu Terkait Kecurangan dan Pelanggaran Pemilu

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan