PBNU Kumpukan 60 Kiai di Jatim Bahas Persoalan PKB
Senin, 12 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Masalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PBNU semakin meruncing dan menuai sorotan para kiai NU. Para para kiai sepuh diundang PBNU untuk pertemuan tertutup di Jawa Timur. Pertemuan ini menjelang Muktamar PKB di Bali.
Kiai yang diundang mereka di antaranya adalah Ketua PWNU Jatim terpilih yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang K.H. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, dan pengasuh Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan, Kota Kediri K.H. Anwar Iskandar.
Selain itu, Pengasuh Pesantren Lirboyo, Kota Kediri yang juga Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur terpilih K.H. Anwar Manshur, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan K.H. Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) dan kiai sepuh lainnya.
Sedikitnya, 60 kiai sepuh dari berbagai daerah di Jawa Timur, berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Baca juga:
Kritik PBNU, PKB: Ormas Intervensi Parpol Melawan Konstitusi
Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni mengemukakan, pertemuan ini digelar sebagai silaturahmi antara Rois Syuriah PWNU se-Indonesia guna menindaklanjuti penugasan yang diberikan oleh PBNU untuk mendalami terkait hubungan NU dan PKB.
"PBNU melalui tim panel yang dibentuk telah mengundang beberapa narasumber yang kami mohonkan informasi atau data pengalaman yang diberikan beliau dan proses pendalaman masih berlangsung," katanya saat di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Senin (12/8).
Ia menambahkan, tim juga bersilaturahmi dengan pengurus Dewan Syuro PKB perwakilan sejumlah daerah misalnya Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan beberapa perwakilan lainnya untuk mendalami informasi.
Pertemuan dengan Syuriah PWNU se-Indonesia ini, diharapkan dari kiai tersebut bisa membangun komunikasi dengan pengurus syuro di wilayahnya masing-masing untuk menggali informasi dan mendalami serta mengonfirmasi temuan awal atau informasi awal yang dihimpun oleh tim panel.
Baca juga:
Ia menjelaskan dari laporan awal, terdapat perubahan prinsip di PKB. Jika dibandingkan saat pertama di PKB tahun 1998, dewan syuro saat itu pemegang supremasi kewenangan di struktur partai sebagaimana syuriah di NU yang mempunyai supremasi kewenangan di NU.
"Karena sejatinya PKB didirikan oleh PBNU dan tim yang dibentuk PBNU waktu itu dengan struktur mirip NU," kata dia.
Ia menambahkan, di NU ada syuriah di PKB ada dewan syuro. Di NU ada tanfidziyah dan di PKB ada dewan tanfidz. Dewan syuro di PKB, itu khas tidak bisa dibandingkan dengan partai lain.
"Dewan syuro tidak seperti penasihat di partai lain. Dewan syuro bukan seperti dewan pertimbangan di partai lain. Dewan Syuro PKB itu seperti satu dari dua kamar di PWNU. Perannya sangat sentral," katanya.
Ia menegaskan, mendapatkan informasi posisi kedudukan dan kewenangan dewan syuro tidak lagi seperti dulu.
"Makanya kami perlu pendalaman sesuai penugasan yang diberikan kepada kami," katanya. (*)