Paus Ceritakan Anekdot Tentang Azab Mengeruk Kekayaan dari Orang Lain
Rabu, 04 September 2024 -
MerahPutih.com - Paus Fransiskus mengisahkan anekdot yang beredar di kampung halamannya Argentina saat mengunjungi Katedral Jakarta. Kisah itu menceritakan tentang nasib malang bagi orang yang selalu ingin menjadi kaya dengan cara mengeruk kekayaan dari orang lain.
"Di Buenos Aires, saya mengenal orang kaya yang selalu ingin lebih kaya dari orang lain dengan cara mengeruk kekayaan melalui orang lain. Lalu orang-orang yang ada di sekitarnya membuat lelucon bahwa ia merupakan orang malang, karena dia ingin mendapatkan kekayaan dari yang lain, tapi kemudian ia tidak bisa menutup peti jenazahnya sendiri (karena tidak ada yang membantu)," kata Paus, saat bertemu para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis di Katedral, Jakarta, Rabu (4/9).
Baca juga:
Ibu Ini Terharu saat Bayinya Diberkati Paus di Gereja Katedral
Paus menekankan pola pikir ambisi pribadi untuk mengeruk kekayaan dari orang lain adalah cara yang salah dalam melihat realitas kehidupan.
Untuk itu, dia mengajarkan perilaku bela rasa kepada umat Katolik, guna mewujudkan rasa cinta kasih terhadap sesama.
Bapa Suci menegaskan hasrat kepentingan pribadi yang berujung pada perusakan ciptaan Tuhan dan pecah belah antarkomunitas tidak akan membuat dunia bergerak maju menuju kedamaian.
Baca juga:
Paus Ajak Umat Katolik Indonesia Hidup Sama Rasa Sesuai Prinsip Pancasila
Namun, lanjut dia, yang membuat dunia maju menuju kedamaian adalah persembahan kasih terhadap sesama umat manusia.
"Bela rasa membuat kita mampu melihat pelbagai hal baik dalam terang kasih. Kita melihat realitas dengan baik hanya dengan mata hati," tuturnya, dikutip dari Antara.
Orang nomor satu di Vatikan itu melihat prinsip bela rasa itu terkandung dalam Pancasila yang dimiliki Indonesia. Bahkan, Paus sampai berpesan kepada umat Katolik di Indonesia untuk hidup sama rasa tanpa perbedaan sesuai yang diajarkan Pancasila.
"Hal ini dicirikan dalam perkumpulan untuk mewujudkan kehidupan yang sama, satu, dan damai seperti prinsip tradisional Pancasila," tandas Paus Fransiskus. (*)