Pahami dan Patuhi Aturan Pakai Gawai di Pesawat

Senin, 11 Januari 2021 - Dwi Astarini

DALAM setiap penerbangan, anjuran keselamatan yang diterapkan selalu diterapkan. Mulai dari mematikan ponsel, iPod, dan alat elektronik lainnya ketika pesawat akan lepas landas dan mendarat.

Meskipun sudah jamak dilakukan, masih saja ada beberapa orang yang menganggap aturan itu remeh sehingga tidak mengindahkan sama sekali. Ahli penerbangan Australia Trevor Bock, seperti dilansir Traveller.com, mengungkapkan prosedur dan aturan yang diterapkan dalam kabin pesawat dibuat untuk sebuah alasan.

Bock yang mendirikan Bock Consulting, sebuah lembaga audit dan pelatihan keselamatan yang bekerja sama dengan IATA (International Air Transport Association), mengungkapkan alasan di balik beberapa aturan tersebut.

Tidak menggunakan ponsel saat berjalan di landasan pacu

aircraft
Landasan pacu amatlah ramai, jadi tetap fokus, jangan sibuk menelepon. (Foto: pixabay/michaelgaida)

Seperti halnya menyediakan payung saat musim hujan. Demikianlah prinsip yang diterapkan dalam kebijakan menggunakan ponsel di lanadasan pacu. "Bandar udara merupakan sebuah tempat yang ramai. Landasan pacu bahkan lebih ramai dan berbahaya. Orang bisa dengan mudah terluka di sana," ujar Bock.

Ia menjelaskan, saat menelepon atau menggunakan ponsel untuk mengirim pesan, seseorang bisa saja berkeliaran terlalu jauh. Perhatian yang tertuju pada layar ponsel membuat seseorang kehilangan fokus pada sekitar. Bukan tak mungkin, kamu bisa terjatuh atau menabrak alat-alat berat di sana.

"Selain itu, ada banyak bahan bakar di sana. Dan ada kemungkinan ponsel bisa memicu kebakaran," jelas Bock. Meskipun demikian, ia menyebut belum ada bukti bahwa ponsel bisa memicu kebakaran bahan bakar pesawat. Namun, sekali lagi, prinsipnya ialah mencegah sebelum hal buruk terjadi. "Tak ada yang mau mengambil risiko jika ternyata ada orang yang menyebabkan kebakaran besar di landasan pacu," imbuh Brock.

Menyalakan ponsel saat terbang

travel
Begitu naik peasawat, ponsel harus dimatikan. (foto: pixabay/StockSnap)

Banyak diskusi apakah ponsel bisa mengintervensi alat-alat navigasi. Tak ada yang punya bukti bahwa itu berhubungan, tapi tak juga ada yang bisa membuktikan bahwa keduanya tak berhubungan. "Sekali lagi, aturan ini dibuat untuk memastikan keselamatan," tegas Brock.

Meskipun demikian, ada kalanya mode autopilot mengalami sedikit masalah sehingga membahayakan pesawat. Ada sejumlah spekulasi seputar penyebabnya. Baik Airbus maupun Boeing yang pernah mengalami hal tersebut tak memiliki penjelasannya. Gelombang transmisi apa saja mungkin mengganggu penerbangan, dan ponsel ialah salah satunya.

"Meskipun demikian, masih ada saja orang yang tak mematikan ponsel mereka ketika berada dalam pesawat. Mereka hanya memasangny di mode terbang," ujar Brock.


Menggunakan iPod dan alat elektronik lainnya

ipod
iPod dan gawai lainnya berpotensi memancarkan energi radio. (foto: pixabay/herbert2512)

"iPod dan alat elektronik lainnya punya prosesor mikro di dalamnya yang mengeluarkan energi radio," ujar Brock.

Itulah mengapa gawai tersebut amat berpotensi menjadi gangguan. Semisal ketika kru kabin meminta kamy untuk segera keluar, tapi telingamu tertutup headphones, amat mungkin kamu enggak akan tahu dan awas akan keadaan sekeliling. Dalam hal terjadi kecelakaan pesawat, setiap detik amat menentukan. Tak hanya bagi dirimu, tapi juga orang lain di sekitarmu. "Kalau kamu enggak awas dengan sekitar, kamu akan menghalangi penumpang lain," ujarnya.

Hal yang sama juga berlaku pada layanan TV dan film di pesawat. Layanan tersebut akan otomatis dimatikan ketika akan landing atau takeoff. Alasannya, menjadi awas di kala takeoff dan landing amat krusial. "Statistik mengungkap bahwa jika kamu berhasil keluar dari pesawat 90 detik setelah kecelakaan, amat mungkin kamu akan selamat," ujar Brock.

Oleh karena itu, para kru akan memastikan mereka bisa mengeluarkan semua orang dari pesawat dalam waktu yang amat singkat itu. "Bahkan untuk pesawat A380 yang bisa mengangkut hingga 500 penumpang," tandas Brock.(dwi)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan