Orang Korea Selatan Bertambah Muda dalam Semalam
Jumat, 30 Juni 2023 -
SAAT bangun di pagi hari pada Rabu (28/6), 51 juta orang warga Korea Selatan seketika menjadi lebih muda satu atau dua tahun. Bukan prosedur bedah plastik yang membuat itu terjadi, melainkan kebijakan baru pemerintah mengenai aturan penghitungan umur.
Undang-undang penghitungan umur yang disahkan Desember 2022 akhirnya berlaku efektif pada Rabu (28/6). Dengan aturan baru itu, seperti dilaporkan CNN, Korea Selatan resmi menggunakan penghitungan ‘umur internasional’.
BACA JUGA:
Momen ini sekaligus mengakhiri perdebatan dan kebingungan penghitungan usia bagi orang Korea Selatan. ‘Negeri Ginseng’ sebelumnya menganut tiga sistem berbeda untuk menghitung umur, yakni ‘umur Korea’, ‘umur internasional’, dan ‘umur kalender’. “Standardisasi penghitungan umur ini akan mengurangi banyak kebingungan dan perdebatan,” ungkap Menteri Perundang-Undangan Korea Selatan Lee Wan-kyu dalam penjelasan media, Senin (26/6).

Di Korea Selatan, ‘umur internasional’ mengacu pada jumlah umur yang dihitung sejak seseorang dilahirkan. Sistem yang digunakan secara umum di banyak negara lain ini menghitung umur seseorang dari nol sejak hari lahir.
Namun, dalam lingkungan informal, orang Korsel acap menggunakan sistem penghitungan ‘umur Korea’. Dengan sistem penghitungan umur yang berasal dari Tiongkok ini, seseorang dianggap berusia setahun ketika lahir dan bertambah setahun setiap 1 Januari. Hal itu membuat orang Korea Selatan lebih tua satu atau dua tahun dari penghitungan sistem internasional.
Selain kedua sistem tersebut, ada pula sistem penghitungan kalender. Sistem ini merupakan gabugan sistem penghitungan ‘umur Korea’ dan ‘umur internasional’. Dengan sistem ‘umur kalender’, seseorang bayi yang baru lahir dihitung berumur nol dan bertambah satu tahun setiap 1 Januari.
Cukup bikin bingung bukan?
Sebagai contoh umur penyanyi top Psy. Pelantun hit Gangnam Style itu lahir pada 31 Desember 1977. Dalam penghitungan ‘umur internasional’, ia berusia 45 tahun, 46 tahun dengan hitungan ‘umur kalender’, dan 47 tahun dalam ‘umur Korea’.
BACA JUGA:
Ketiga penghitungan umur itulah yang menjadi pangkal dari banyak kebingungan dalam keseharian warga Korea Selatan. Oleh karena itulah, seperti dilansir People, Presiden Yoon Suk-yeol menjanjikan perubahan dalam sistem penghitungan umur ketika ia berkampanye.
Meski demikian, sistem penghitungan lama masih akan tetap digunakan untuk beberapa keadaan, semisal penentuan umur masuk sekolah dasar. Pembatasan usia minum alkohol dan konsumsi tembakau akan didasarkan pada tahun lahir seseorang. Itu berarti dua orang yang lahir pada Januari dan Desember 1990 akan dipandang berumur sama. Di bawah aturan baru ini, seseorang diperbolehkan mengonsumsi alkohol di usia 19 tahun dalam perhitungan ‘umur internasional’. Metode yang sama juga akan diberlakukan untuk menentukan waktu masuk wamil. “Pemerintah memutuskan untuk mengakomodasi pengecualian semacam ini, bahkan setelah revisi resmi diberlakukan. Lebih mudah menangani masalah ini dengan basis tahunan,” jelas Wan-kyu.

Banyak warga Korsel yang mungkin akan masih menggunakan ‘umur Korea’ dalam kehidupan sehari-hari. Meski demikian, mayoritas akan menyambut perubahan ini dengan baik. Tahun lalu, seperti dilaporkan The New York Times, lebih daripada 80 persen warga Korsel yang disurvei mengenai undang-undang ini menyatakan mendukung perubahan. Hasil itu menjadi penanda kemenangan para pembuat undang-undang yang telah bertahun-tahun mengampanyekan standardisasi penghitungan umur karena merasa muak dengan sistem nan beragam. “Orang-orang yang menjadi lebih muda satu atau dua tahun akan menciptakan dampak sosial yang positif,” jelas Wan-kyu.(dwi)
BACA JUGA:
Lee Jung-jae Dikabarkan Minta Honor Rp 15 Miliar per Episode 'Squid Game 2'